Jika Anda pernah melihat film fiksi Iron Man, Anda tak perlu terkejut karena ternyata sang manusia besi hadir di dunia nyata.
Di Kabupaten Karangasem, Bali, sang manusia besi itu benar-benar nyata. Dialah I Wayan Sumardana, pekerja bengkel las di Jalan Gusti Ngurah Tenganan, Desa Nyuh Tebel, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem.
Sumardana membuat tangan robot dari bahan rongsokan untuk membantu tangan kirinya yang mengalami kelumpuhan akibat stroke. Bermodal alat sensor di kepala dan komponen komputer, Sumardana kini bisa bekerja secara normal.
Kondisi ekonomi yang terdesak membuat Sumardana berpikir kreatif membuat alat yang mampu kembali menggerakkan tangannya. Tujuannya hanya agar roda ekonomi bapak tiga anak itu kembali berputar.
Sumardana mengaku hal yang dilakukannya bekal dari ilmu yang didapatnya di SMK di Denpasar. Ia memodifikasi tubuhnya yang mengalami kelumpuhan menjadi manusia biotik.
"Ini yang terbaru adalah alat sensor di kepala. Saya beli seharga Rp. 4,7 juta dari Amerika," kata Sumardana saat ditemui di bengkel tempatnya bekerja, Selasa, 19 Januari 2016.
Menurutnya, alat sensor pikiran yang di pasang di kepala akan mengalirkan arah gerak ke tangan kirinya melalui alat yang dipasang di punggung dan tangan kirinya.
Semua alat yang digunakannya adalah barang rongsokan semasa ia menjadi pemulung. Hanya alat di kepala yang dibelinya dalam kondisi baru. Tak hanya itu, satu unit CPU komputer pun dipasang di bagian belakang tubuhnya sebagai penggerak dari sensor di kepala.
"Saya buat alat ini selama dua bulan. Saya buat sejak dua minggu begitu saya dinyatakan lumpuh," jelasnya.
Sumardana mengaku telah menderita kelumpuhan sejak enam bulan silam. Namun, ia tak putus asa dengan penyakit yang dideritanya. Ia tetap ingin melanjutkan bekerja sebagai tukang las, bekal hidup baginya menyekolahkan tiga anak laki-lakinya.
Kendati telah memiliki alat yang kini dapat kembali menggerakkan tangan kirinya, Sumardana mengaku alat itu cukup menguras energi dan pikirannya.
Pasalnya, ia harus berkonsentrasi dan fokus terhadap benda yang ingin diangkat atau diambilnya menggunakan tangan kiri. Meski sudah mampu membantunya bekerja, alat itu dianggap belum sepenuhnya sempurna.
Sumardana selalu ditemani istri dan ketiga anaknya kala bekerja. Tiap hari ia menerima pesanan las cukup banyak. Poster Iron Man terpajang di tempat ia untuk beristirahat di tempat kerjanya.
Sebelum membuat alat bantu tangan kirinya, Sumardana merancangnya dengan baik melalui skema yang dipelajarinya di internet.
"Skemanya sederhana, di kepala itu ada power supply. Dia sebagai penangkap dan pembagi. Lalu ada dron, elektroda dan lainnya. Posisinya ditempel di kepala sebagai penangkap sinyal, alpa, delta, nata dan eta," ujar Sumardana.
Selanjutnya, ada pula tuning potensio, sensor ultrasonik, sensor inframerah, sensor jumlah putaran dinamo. Tuning potensio adalah rangkaian pengolah input dan output micro controller.
Sensor ultrasonik, inframerah dan sensor jumlah putaran dinamo adalah rangkaian penguat hasil (power). Lalu ada pula baterai litiumoin. Ada pula electro encephalo graphi (EEG).
Semua tersambung pada dinamo. "Kalau dayanya lemah, maka harus di-charger (daya diisi ulang). Biasanya malam, pukul 00.00 WITA hingga 07.00 WITA. Ketahanannya tergantung beban pekerjaan," katanya.
Sumber: http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/725015-tukang-las-bikin-tangan-robotik-yang-dikendalikan-otak