Inilah waktunya untuk menyelesaikan rivalitas anjing dan kucing. Manakah yang lebih favorit?
Manusia adalah makhluk yang unik. Tidak tahan untuk memelihara hewan yang menggemaskan, seperti anjing dan kucing. Menjadikan mereka bagian dari keluarga. Kedekatan anjing dan kucing dengan manusia, secara tidak sadar, membentuk caranya berkomunikasi. Terutama kepada manusia. Maka tidaklah mengherankan apabila mereka disebut sebagai 'sahabat terbaik manusia'.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa anjing dapat mengenali emosi di wajah. Bahkan mampu koheren dengan acara di TV yang melibatkan binatang. Anjing belajar seperti anak-anak. Rentan terhadap perubahan emosi di sekitarnya.
Kucing, yang dikenal sebagai makhluk soliter, tidak segan terlibat dalam setiap aspek kehidupan manusia. Layaknya anjing, kucing dapat merasakan perubahan emosi dan bereaksi terhadapnya. Bahkan dengan suaranya yang khas, mampu membuat manusia melakukan sesuatu untuk kucing. Hal itu dimungkinkan karena kucing melihat manusia sebagai pengganti keluarganya.
Kucing adalah survivor alami dalam dunia binatang. Kucing dapat bertahan hidup meskipun kita merawatnya tanpa harus memberinya makan. Menariknya, kucing terlibat dalam punahnya 40 spesies anjing dalam hal kompetisi makanan. Jadi, manakah yang kamu pilih, anjing, kucing, atau keduanya?
Kemampuan fisik
Kucing ibarat sosok atlet dalam dunia binatang. Ringan, gesit, refleks yang mengagumkan, bahkan selalu mendarat dengan kaki jika jatuh. Kucing juga punya night vision, pendengaran tajam, dan dua organ penciuman. Jika kamu melihat kucing yang menggerakkan bibirnya, itu berarti dia sedang menggunakan organ Jacobson-nya.
Berbeda dengan kucing, anjing hanya menggunakan hidung sebagai organ penciuman. Namun, anjing dapat mengingat triliunan jenis aroma. Ibaratnya, anjing dapat mengenali sesendok gula dalam jutaan galon air. Lubang hidungnya sendiri berfungsi secara independen.
Secara fisik, kucing menang, Tapi secara stamina, sepenuhnya milik anjing. Kucing dapat berlari cepat, anjing dapat berlari lebih lama. Kucing dapat melompat tinggi, anjing dapat melompat lebih jauh, lagi dan lagi.
Komunikasi
Anjing dan kucing menghabiskan sebagian besar waktunya dengan kita, jika dipelihara. Mereka bersedia bila kita mengajaknya untuk beraktivitas bersama. Maka tidaklah mengherankan bila mereka mampu mengembangkan caranya berkomunikasi dengan kita.
Anjing berkomunikasi dengan menggonggong (barking). Didukung oleh kontak mata, membuat kita mudah memahami apa yang anjing inginkan. Jika telinganya tegak, kepala diangkat dan ekornya bergoyang, berarti dia senang. Jika telinganya turun dan menyembunyikan ekor diantara kaki, berarti takut. Jika berbaring dan menunjukkan perutnya, bararti dia benar-benar senang.
Kucing berkomunikasi dengan mengeong (meows). Apabila dikombinasikan dengan dengkurannya yang khas, kita hampir tak berdaya. Suara yang dihasilkan seperti tangisan bayi yang memaksa kita, secara tidak sadar, untuk melindunginya dan merawatnya dengan sepenuh hati. Jika kucing mengangkat punggungnya ketika dibelai, berarti dia senang. Jika telinganya ditarik ke belakang, berarti takut. Jika mendesis, berarti siap tarung.
Kepintaran dan Kemampuan Latih
Otak anjing berkembang hingga seumur anak berusia 2 tahun. Kucing memiliki cerebral cortex (bagian otak yang memproses informasi kognitif) yang lebih besar dari anjing. Dengan kata lain, sulit membandingkan kepintaran kedua makhluk ini. Keduanya merupakan ahli di bidang yang berbeda.
Yang perlu dipertimbangkan di sini adalah pelatihannya. Anjing lebih mudah dilatih karena kecenderungannya untuk melakukan sesuatu demi hadiah dan lebih patuh. Sama seperti anak-anak. Sedangkan kucing perlu dilatih dengan pembiasaan. Jika kamu selalu memberinya makan jam 7 malam, maka seterusnya dia akan siap di depan tempat makannya jam 7 malam.
Emosi dan hewan peliharaan
Dari penjelasan sebelumnya, sudah disebutkan adanya keterlibatan emosi dalam hubungan antara manusia dengan hewan peliharaannnya. Tapi, seberapa banyak yang kita tahu?
Sebuah penelitian dilakukan dengan menghadirkan bermacam gambar mimik wajah bersuara acak kepada anjing. Hasilnya, anjing memfokuskan dirinya lebih lama pada gambar mimik yang memiliki suara yang pas. Dalam arti, jika mimik tertawa, maka yang muncul adalah suara tertawa. Kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa anjing mampu mengenali mood seseorang.
Penelitian lain dilakukan kepada kucing. Seekor kucing menunjukkan sikap yang berbeda tergantung ekspresi pemilik. Misalnya, jika pemilik senang, kucing akan mendengkur dan mendekat pada pemilik. Seakan-akan kucing memberikan bonus hiburan bagi pemilik.
Baca Juga: Mengapa Anjing dan Kucing Susah Akur?
Baca Juga: Cara Mengakurkan Anjing dan Kucing
Baca Juga: Mengapa Anjing dan Kucing Susah Akur?
Baca Juga: Cara Mengakurkan Anjing dan Kucing
Sumber: http://www.kaskus.co.id/thread/5776ad3b56e6af8a228b4568/anjing-vs-kucing-pilih-mana/
0 komentar:
Post a Comment