Ketika David Polson didiagnosis mengidap virus HIV-AIDS pada 1984, dia segera disarankan untuk mempersiapkan surat wasiat dan hal-hal lain guna mempersiapkan kepergiannya. Polson adalah salah satu di antara beberapa pasien di Australia yang didiagnosis mengidap HIV. Ketika itu, mereka yang terjangkit virus ini diperkirakan akan meninggal paling lama dalam 10 tahun.
Namun, sekarang di usia 57 tahun, Polson masih bertahan. Ia menghabiskan waktunya untuk memberikan penyuluhan mengenai bahaya HIV kepada masyarakat luas. "Saya bertekad untuk tidak meninggal. Padahal waktu itu, tentu saja, HIV berarti hukuman mati," kata Polson kepada mingguan Australia, The Sun Herald.
Menurut Direktur Unit HIV Penyakit Menular dan Immunologi Rumah Sakit St Vincent di Sydney, Profesor Andrew Carr, bulan Oktober 2012 ini akan menandai 30 tahun sejak kasus pertama HIV terdeteksi di Sydney. Kasus kematian akibat AIDS terjadi beberapa bulan kemudian pada Juli 1983 di Melbourne.
"Saya mulai bekerja di sini sejak tahun 1989, dan perbedaannya jelas sekali," katanya. "Sampai tahun 1996, kami memiliki 24 ranjang yang selalu penuh dengan pasien yang sakit atau sekarat. Kemudian dengan adanya perawatan yang efektif, ranjang yang ada sekarang jarang sekali digunakan," ujar Carr yang sudah 23 tahun terakhir bekerja di RS tersebut.
Selain adanya kemajuan di bidang pengobatan, sikap masyarakat juga mulai berubah. Walau stigma bagi penderita HIV-AIDS masih ada, ketakutan akan ketularan virus tersebut, hanya karena berhubungan, tidak lagi ada. Menurut Carr, kemajuan teknologi juga menyebabkan para penderita tidak harus seolah-olah mereka "sedang mati perlahan-lahan".