About Me

Jasa Menghapus Malware (Virus) Komputer Tanpa Format

Stres karena laptop bervirus dan tidak ingin diformat? Di sini solusinya.

Jauhi Aplikasi RAM Booster dan Task Killer Pada Android

Sering menggunakan aplikasi pembersih seperti Clean Master? Hati-hati!

Pohon Soekarno, Hadiah Sang Proklamator bagi Arab Saudi

Pohon inilah yang mengurangi efek panas terhadap umat islam yang menuaikan ibadah Haji di sana

Hyperloop Siap Bangun Transportasi Tercepat di Indonesia

Lebih cepat dari pesawat penumpang, hanya kalah cepat dari pesawat tempur. Wow!

5 Bukti Bahwa Smartphone Ubah Manusia Menjadi 'Zombie'

Bukti bahwa kecanduan Smartphone sudah sangat meresahkan.

Saturday, 1 September 2012

Mengapa Orang Jepang Sulit Belajar Bahasa Asing?


Hampir semua orang Jepang sangat sulit mempelajari bahasa Inggris meskipun mereka telah mempelajarinya selama 10 tahun sejak SD sampai perguruan tinggi. Dan yang patut diketahui, kualitas dan level pembelajaran yang diberikan di Jepang tidak sama dengan negara lain. Jika di Jepang level bahasa Inggris yang dipelajari ada ditingkat SMA maka di luar negeri atau Indonesia sendiri anak SMP sudah mempelajarinya bahkan SD.

Dapat disimpulkan bahwa bahasa Jepang pada dasarnya sangat berbeda dengan bahasa di negara-negara eropa pada umumnya terutama bahasa Inggris. Akan tetapi selain kelemahan kompleksitas bahasa yang memang sangat berbeda, orang Jepang ternyata mempunyai tabiat atau kebiasaan yang jelek dalam mempelajari bahasa asing. Seorang Kolumnis asal Jepang, Ryuji Haneishi mengemukakan empat alasan utama mengapa orang Jepang sangat sulit mempelajari bahasa asing.

Blue Moon tak Kelihatan di Langit Indonesia


Masyarakat Indonesia yang menantikan fenomena alam Blue Moon atau 'Bulan Biru' yang kabarnya bakal muncul pada Sabtu (1/9) mendatang, harus menelan kecewa. Sebab, menurut Pakar Astronomi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Moeji Raharto, peristiwa berubahnya warna bulan menjadi biru itu tidak akan terlihat di langit Indonesia.

"Hanya akan terlihat pada keadaan cuaca yang lokal, misalnya tergantung kondisi aerosol di angkasa kita," jelasnya kepada ROL, Rabu (29/8).

Moeji menjelaskan, jika kondisi aerosol di angkasa yakni kandungan bulir es di angkasa Indonesia banyak, maka bulan dapat berwarna-warni. "Kalau atmosfer bumi tidak terdapat zat untuk membiaskan cahaya bulan, peristiwa Blue Moon tidak akan terlihat jelas," paparnya.

Namun prediksinya belum tentu seratus persen benar, karena menurutnya angkasa sangat dinamis. "Dapat saja kita melihatnya, semua kembali jika atmosfer terdapat bulir-bulir es," imbuh Moeji.