Bagi Anda yang rajin menenggak pil suplemen omega-3 karena tak ingin serangan jantungnya kumat sebaiknya berpikir ulang.
Sebuah riset terbaru mengindikasikan, konsumsi suplemen omega-3 secara rutin ternyata tidak cukup membantu melindungi Anda dari serangan jantung berulang, stroke atau masalah kardiovaskular lainnya. Para ahli berpendapat, untuk memeroleh hasil terbaik tetaplah diperoleh melalui konsumsi ikan secara langsung dan bukannya melalui suplemen.
Demikian hasil kesimpulan riset yang dipimpin oleh Dr Seung-Kwon Myung, kepala cabang karsinogenesis dari National Cancer Center, Korea Selatan. Temuan Myung dipublikasikan secara online pada 9 April 2012 dalam Archives of Internal Medicine.
"Saya tidak terkejut dengan temuan ini karena saya berasumsi bahwa tidak ada manfaat dari konsumsi suplemen omega-3," katanya.
Myung menganjurkan kepada mereka yang ingin mencegah penyakit jantung atau terhindar dari kekambuhan serangan jantung sebaiknya mengonsumsi ikan yang kaya akan asam lemak omega-3 seperti salmon, tuna dan makarel, dan bukannya menelan suplemen. "Mengonsumsi ikan kaya lemak omega 3 efektif untuk mencegah penyakit jantung, bukan minum suplemen," katanya.
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi ikan yang kaya akan asam lemak sebanyak dua kali atau lebih dalam seminggu berkaitan dengan risiko yang lebih rendah mengalami kematian akibat penyakit kardiovaskular. Sementara, riset yang meneliti manfaat suplemen minyak ikan terhadap kesehatan kardiovaskular menunjukkan hasil yang beragam.
Dalam penelitannya, Myung dan rekan memilih 14 studi yang telah dipublikasikan dalam literatur medis. Secara keseluruhan, studi meneliti lebih dari 20.000 pasien yang memiliki riwayat penyakit kardiovaskular. Rata-rata usia pasien adalah 63 tahun, di mana 80 persen adalah laki-laki. Penelitian itu dipublikasikan antara tahun 1995 dan 2010. Dosis harian suplemen omega-3 sekitar setengah gram untuk hampir 5 gram sehari. Pengamatan dilakukan dari tahun ke tahun selama hampir lima tahun.
Myung dan rekan mecoba melihat, apakah asupan suplemen omega 3 membantu dalam mengurangi risiko kematian jantung mendadak, serangan jantung, gagal jantung kongestif, serangan stroke atau transient ischemic (atau sering disebut mini-stroke).
Hasil menunjukkan, asupan suplemen omega 3 ternyata tidak mengurangi risiko dari setiap masalah tersebut. Para peneliti tidak menemukan pengurangan resiko yang kecil dari kematian kardiovaskular.
Myung mengatakan, dua penelitian besar yang dipublikasikan di masa lalu telah melaporkan efek positif dari konsumsi suplemen pada kesehatan kardiovaskular. "Tetapi dalam pengujian, mereka tidak menggunakan plasebo (sebagai perbandingan)," jelas Myung
Presiden American Heart Association (AHA), Dr Gordon Tomaselli, mengaku tidak terlalu kaget dengan temuan tersebut.
"Intinya adalah untuk pencegahan sekunder penyakit kardiovaskular kita bisa memerolehnya dengan mengonsumsi ikan yang mengandung asam lemak dua atau tiga kali seminggu. Tetapi, mengganti ikan tersebut dengan dengan suplemen tidak memberikan efek yang menguntungkan," kata Tomaselli, yang juga direktur kardiologi dari Johns Hopkins University School of Medicine, Baltimore.
The American Heart Association merekomendasikan, orang tanpa penyakit jantung diwajibkan untuk mengonsumsi berbagai jenis ikan, terutama ikan yang kaya asam lemak omega-3, setidaknya dua kali seminggu. Sementara untuk pasien sakit jantung disarankan mengasup setidaknya 1 gram asam lemak omega-3 jenis Eicosapentaenoic acid (EPA) dan DHA sehari.
Drs. Frank Hu dan JoAnn Manson, dari Harvard School of Public Health, mengungkapkan bahwa diet tinggi lemak ikan dapat membantu mereka yang menjalani program diet mengganti sumber protein yang kurang sehat seperti daging merah.
Bagi Anda yang tidak suka makan ikan, peneliti menyarankan untuk menggantinya dengan mengonsumsi makanan yang berasal dari tanaman seperti biji rami, kenari, kedelai dan minyak canola, yang juga kaya kandungan asam lemak omega 3.
Sumber: health.kompas.com
0 komentar:
Post a Comment