Partai Demokrat kembali menyatakan dukungannya terhadap rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Kenaikan harga BBM bersubsidi dipandang sebagai suatu hal yang tak terhindarkan, menyusul meroketnya harga minyak mentah dunia.
Ketua Departemen Bidang Keuangan DPP Partai Demokrat M Ikhsan Modjo, Minggu (25/3/2012) di Jakarta, mengatakan, ada lima alasan mengapa partai pemenang pemilu 2009 itu mendukung kenaikan harga BBM.
"Pertama adalah keberpihakan pada rakyat kecil. Saat ini, 10 persen dari orang kaya menggunakan Rp 5,8 triliun dari subsidi BBM. Sementara itu, 10 persen orang miskin menggunakan Rp 500 miliar subsidi BBM," kata Ikhsan.
Kedua, kenaikan harga BBM juga dipandang sejalan dengan upaya penghematan dan penciptaan energi terbarukan. "Ketiga, dana yang sebelumnya digunakan untuk subsidi BBM dapat dialihkan untuk pembangunan infrastruktur," kata Ikhsan.
Keempat, pengurangan subsidi turut menekan kasus penyelundupan BBM ke negeri tetangga. Saat ini, harga BBM di Singapura mencapai Rp 15.695 per liter, sementara di Malaysia sekitar Rp 5.750.
"Pengurangan subsidi juga membantu pemerintah 2014. Pemerintahan yang akan datang tak terbebani subsidi BBM yang tinggi," kata Ikhsan menyebut alasan ke lima.
Sementara itu, Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP PD Ulil Abshar Abdalla mengatakan, rencana kenaikan harga BBM bersubsidi dipandang telah bergeser menjadi isu politik, bukan ekonomi.
"Ini telah menjadi isu politik. Padahal, kenaikan harga BBM ini seperti harga cabai naik. Kalau harga cabai naik, tentu kita harus menyesuaikan pengeluarkan kita. Ini seharusnya business as usual," kata Ulil.
Ulil menambahkan, pemerintah tak lepas tangan terkait dampak kenaikan harga BBM bersubsidi. Pemerintah telah menyiapkan skema bantuan langsung sementara masyarakat dan lainnya.
Sumber: kompas.com
0 komentar:
Post a Comment