About Me

Saturday, 31 March 2012

Mengenal Earth Hour dan Manfaatnya


Earth Hour (bahasa Indonesia: Jam Bumi) adalah sebuah kegiatan global yang diadakan oleh WWF (World Wide Fund for Nature, juga dikenal sebagai World Wildlife Fund) dan diadakan pada Sabtu terakhir bulan Maret setiap tahunnya yang meminta rumah-rumah dan perkantoran untuk memadamkan lampu dan peralatan listrik yang tidak perlu selama satu jam untuk meningkatkan kesadaran atas perlunya tindakan terhadap perubahan iklim.

Earth Hour dicetuskan oleh WWF dan The Sydney Morning Herald tahun 2007 ketika 2,2 juta penduduk Sydney berpartisipasi dengan memadamkan semua lampu yang tidak perlu. Setelah Sydney, banyak kota-kota lain di seluruh dunia ikut berpartisipasi pada tahun 2008. Earth Hour 2011 akan dilaksanakan pada 26 Maret 2011 pukul 20.30 sampai 21.30 waktu setempat.

Satu Jam Kegelapan Untuk Keselamatan Bumi

EARTH HOUR adalah salah satu kampanye WWF, organisasi konservasi terbesar di dunia, yang berupa inisiatif global untuk mengajak individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintahan di seluruh dunia untuk turut serta mematikan lampu dan peralatan elektronik yang sedang tidak dipakai selama 1 jam, pada setiap hari Sabtu di minggu ke-3 bulan Maret setiap tahunnya.

Tahun 2007, EARTH HOUR diadakan pada tanggal 31 Maret 2007.
Tahun 2008, EARTH HOUR diadakan pada tanggal 29 Maret 2008.
Tahun 2009, EARTH HOUR diadakan pada tanggal 28 Maret 2009.
Tahun 2010, EARTH HOUR diadakan pada tanggal 27 Maret 2010.
Tahun 2011, EARTH HOUR diadakan pada tanggal 26 Maret 2011.

Tahun ini? EARTH HOUR diadakan pada tanggal 31 Maret 2012

Earth Hour di Indonesia yang merupakan bagian dari kampanye Global EARTH HOUR CAMPAIGN 60+ WWF akan dilaksanakan pada Tanggal 31 Maret 2012 pada pukul 20.30-21.30 waktu setempat. Acara yang mengangkat tema “Ini Aksiku! Mana Aksimu?” ini merupakan wujud dari gerakan solidaritas masyarakat Bumi selama 1 jam berupa inisiatif global untuk mengajak individu, praktisi bisnis, pemerintah, dan sektor publik lainnya di seluruh dunia untuk turut serta mematikan lampu (hanya) dalam satu jam, pada hari Sabtu, 31 Maret 2012 pukul 20.30 – 21.30 (waktu setempat).

Earth Hour sebenarnya bukanlah tentang pengurangan energi selama 60 menit, namun sebagai aksi ekspresi bahwa hal kecil yang dapat dilakukan seluruh lapisan masyarakat, dari golongan suku, agama, ras, usia, dan jenis kelamin apapun dengan dilakukan dalam skala besar dapat memberi perubahan pada dunia. Ide memadamkan lampu di Earth Hour sebagai sebuah gerakan hemat energi yang salah satunya disumbang oleh penggunaan perangkat listrik sehari-hari di rumah kita.


Acara Earth Hour yang akan berlangsung nanti malam ini telah diikuti oleh 128 negara di seluruh dunia, menjangkau 4.616 kota, dan melibatkan 1,3 miliar orang. Ini menjadi aksi sukarela terbesar yang pernah disaksikan umat manusia (NGI, 2012)

Di Indonesia sendiri akan ada 26 Kota, mulai dari Aceh sampai Makasar yang akan memeriahkan acara ini. Sedangkan kota yang baru memulai aksi ini di tahun 2012 adalah Malang, Solo, Aceh, Sidoarjo, Gresik, Sangata, Depok, Bekasi dan Tangerang.

Contoh kecil menurut catatan yang dilaporkan WWF tahun 2008 bahwa berdasarkan hitungannya, kegiatan kecil mematikan lampu selama satu jam di wilayah Jakarta menghemat 10 persen dari konsumsi listrik rata-rata per jamnya atau sekitar 300 megawatt. Daya itu cukup untuk mengistirahatkan satu pembangkit listrik dan mampu menyalakan 900 desa yang kekurangan listrik. Dengan dukungan penuh masyarakat, program itu juga mampu mengurangi beban biaya listrik Jakarta sekitar Rp200 juta. Mengurangi emisi CO2 sekitar 284 ton. Menyelamatkan lebih dari 284 pohon, karena satu pohon bisa menghirup CO2 sebanyak satu ton sepanjang hidupnya dan menghasilkan O2 bagi 568 orang.

Hanya selama 1 jam saja, kini saatnya kita menunjukkan kepedulian kita kepada Dunia. Bumi tempat kita tinggal ini untuk ikut bersama" menghemat energi demi membantu menyelamatkan masa depan bumi dan mahkluk hidup.

Banyak tanggapan tentang partisipasi Indonesia di Earth Hour ini:

"Tidak perlu menetapkan satu jam pada satu hari dalam satu tahun untuk memadamkan listrik, wong hari-harinya PLN sudah sering memadamkan lebih dari dua jam, malah kadang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, berapa energi yang dihemat itu?"

Sebenarnya, itu adalah reaksi negatif terhadap partisipasi Indonesia dalam Earth Hour. Sudah ikut berhemat pada Earth Hour saja sebagian besar dari kita masih saja kekurangan pasokan listrik, apalagi kalau kita tidak ikut berpartisipasi dengan kebiasaan baik ini, malah wilayah yang belum pernah di sentuh listrik negara tidak akan pernah merasakannya sama sekali. Karena masyarakat yang mempunyai pasokan listrik yang baik selama 24 jam tanpa henti, kesanggupan mereka membayar, mereka akan menggunakan sesukanya tanpa memikirkan mereka yang belum menikmati listrik.

Berikut lima fakta menarik dari Earth Hour:

1. Logo 60+
Logo Earth Hour awalnya hanya menggunakan angka 60 saja bermotif Planet Bumi untuk melambangkan 60 menit waktu yang digunakan saat Earth Hour. Namun, sejak 2011, logo tersebut mendapat tambahan tanda + (plus) di belakang angka 60. Tanda plus tersebut merepresentasikan tujuan Earth Hour yang mendorong publik untuk melakukan aksi lanjutan setelah satu jam mematikan lampu berakhir.

WWF berharap kegiatan efisiensi energi yang dilakukan semua partisipan Earth Hour tidak berhenti di satu jam saja, tapi bisa terus berlanjut menjadi gaya hidup plus aksi ramah lingkungan lainnya yang diterapkan setiap hari. Setelah satu jam, jadikan gaya hidup!

2. Mengapa selalu digelar hari Sabtu?
Earth Hour digelar di hari Sabtu supaya tidak menggangu aktivitas rekan-rekan yang masih bekerja hingga larut malam di hari kerja (Senin-Jumat). Selain karena alasan produktivitas kaum pekerja, alasan kenyamanan pun menjadi pertimbangan.

Hari Sabtu adalah hari libur yang umumnya digunakan juga oleh anggota keluarga untuk berkumpul bersama di rumah. Tim kampanye Earth Hour berharap setiap anggota keluarga, siapapun mereka, berapapun usianya bisa berpartisipasi mengambil langkah simpel untuk menyelamatkan bumi sekaligus mempererat kebersamaan mereka. Di situs Earth Hour Indonesia terdapat 10 tips kegiatan seru yang bisa dilakukan bersama keluarga saat lampu mati.

3. Mengapa Earth Hour digelar di akhir Maret?
Akhir Maret dipilih sebagai waktu penyelenggaraan Earth Hour karena saat itu, mayoritas negara di seluruh belahan dunia sedang mengalami pergantian musim sehingga suhunya pun cukup nyaman bagi penduduk bumi jika pendingin maupun pemanas ruangan dimatikan saat Earth Hour.

Selain itu, di akhir Maret, rata-rata semua belahan dunia sudah cukup gelap sekitar jam 20.30 – 21.30 sehingga efek Earth Hour akan sangat terasa. Lain halnya jika dilakukan di pertengahan tahun dimana negara-negara tertentu masih terang hingga jam delapan malam.

4. Mengapa Jakarta?
Selain karena statusnya sebagai ibu kota dengan beberapa bangunan ikonik yang dapat dipadamkan, Jakarta juga merupakan konsumen listrik terbesar di Indonesia. Berdasarkan data konsumsi listrik tahun 2008, total 23% konsumsi listrik Indonesia terfokus di DKI Jakarta dan Tangerang. Itu untuk skala kota. Lain halnya jika melakukan perbandingan antar pulau, maka wilayah Jawa-Bali adalah konsumen listrik terbesar di Indonesia. Sebesar 78% konsumsi listrik negara terpusat di kedua pulau ini.

5. Apa manfaat yang didapat jika kita melakukan efisiensi energi listrik?
Mayoritas energi listrik yang kita nikmati masih dihasilkan dari pembakaran sumber daya yang tidak terbarukan (minyak bumi dan batu bara). Padahal, kita tahu bahwa ketersediaan bahan bakar tersebut semakin menipis dan dampak pembakarannya pun menghasilkan emisi yang mempercepat laju pemanasan global.

Untuk menghindari kerugian yang lebih luas akibat pemanasan global, ada dua cara yang bisa kita lakukan, yaitu efisiensi energi dan konversi energi ke sumber-sumber terbarukan. Earth Hour merupakan salah satu wujud efisiensi energi yang bisa dilakukan semua orang secara sederhana.
Bayangkan, kalau 10% warga Jakarta saja melakukan penghematan listrik saat Earth Hour, energi yang dihemat bisa bermanfaat memenuhi kebutuhan listrik di 900 desa dan menyediakan oksigen bagi 534 orang.

Kalau selama ini kita yang menghirup napas di bumi, bisa dibilang Earth Hour adalah momen yang kita berikan kepada bumi untuk bernapas sejenak dari tekanan-tekanan yang kita hasilkan. Hal kecil, jika dilakukan bersama-sama, akan besar manfaatnya. Setuju, kan?

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Earth_Hour
http://www.majalahmaya.com/2012/03/lima-hal-yang-perlu-kamu-ketahui.html
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=13769435

0 komentar:

Post a Comment