"Di Indonesia, ISPA menyebabkan angka kesakitan tertinggi, salah satunya flu atau salesma (common cold). Orang yang tinggal di daerah khatuliswa paling gampang kena flu," ujar dr Frans Abednego Barus, Sp.P, spesialis paru dari RS Omni Pulomas, dalam acara media luncheon dengan Kalbe Farma di Hong Lung Resto, Epicentrum Walk Kuningan, Jakarta, Rabu (15/2/2012).
Menurut dr Frans, udara yang panas di daerah khatuliswa adalah penyebabnya. Ketika suhu lingkungan panas, maka akan lebih mudah terjadi pembakaran dan polusi udara cenderung lebih tinggi. Nah, polusi inilah yang menjadi biang keladi dari berbagai penyakit paru dan napas.
Polusi akan membuat daya tahan tubuh menjadi lebih rendah, sehingga memudahkan virus dan bakteri masuk ke tubuh, yang akhirnya menyebabkan berbagai penyakit pernapasan seperti flu dan ISPA.
"Kalau di negara dingin seperti Eropa, ISPA bukan yang nomor satu. Yang paling banyak malah penyakit metabolik seperti diabetes, kanker dan lainnya," lanjut dr Frans.
Gangguan pada saluran pernapasan seperti flu dan ISPA juga makin banyak terjadi di musim hujan dan musim pancaroba. Kondisi cuaca yang tidak bersahabat dapat menyebabkan suhu lingkungan menjadi naik turun. Hal ini jelas akan mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang.
Cuaca yang tidak menentu juga membuat lingkungan menjadi kotor. Genangan air kotor karena hujan akan mengundang lalat dan kecoa untuk datang dan lalat merupakan vektor utama penyebab penyakit berbagai penyakit infeksi.
Selain itu, udara lembab di dalam rumah akibat cuaca yang relatif dingin menyebabkan jumlah kecoa juga cenderung meningkat dan kecoa merupakan salah satu vektor pembawa bibit penyakit.
Pasien dengan ISPA biasanya akan mengeluh batuk dan pilek dan bersin, biasanya disertai demam dan badan terasa pegal. Mengingat penularan ISPA ini dari droplet (percikan liur), maka dianjurkan untuk seseorang yang sedang batuk dan bersin untuk selalu menutup mulut saat bersin dan batuk.
Sumber: health.detik.com
0 komentar:
Post a Comment