About Me

Thursday, 20 December 2012

4 Gaya Bertengkar Yang Bisa Bahayakan Pernikahan

img

Pertengkaran dalam rumah tangga sering dianggap sebagai 'bumbu' yang dapat mempererat dan menjaga keharmonisan dalam pernikahan. Alasanya, karena ada saat di mana sebuah pertengkaran menjadi media bagi suami-istri untuk saling mengemukakan pendapat.

Namun bukan berarti Anda dan pasangan boleh bertengkar tanpa aturan. Ada batasan-batasan yang harus dibuat saat Anda dan suami saat bertengkar atau silang pendapat. Berikut adalah empat macam gaya bertengkar yang harus dihindari dalam suatu pernikahan, seperti dilansir dari situs imom:

1. Mengancam Pasangan

Mengancam pasangan dengan suatu hal yang tidak disenanginya untuk memenangkan perselisihan, atau mengancam dengan kata-kata bercerai adalah cara bertengkar yang seringkali dilakukan wanita. Saat mengancam, biasanya wanita tidak benar-benar ingin melakukannya. Ia hanya ingin pasangannya jujur dan terbuka soal keuangan atau hal-hal lain yang menjadi topik permasalahan mereka.

2. Mengingat Kesalahan Pasangan

Mengingat kesalahan pasangan juga seringkali dilakukan oleh wanita. Dengan mengingat dan mengungkit kesalahan yang dilakukan pasangan, sebenarnya wanita sedang mencari kebenaran dari perbuatannya. Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang senang jika masa lalunya dibahas, dan hal ini hanya akan membuat pasangan menjauh dari Anda.

3. Korban dalam Pernikahan

Dengan memposisikan diri seolah-olah menjadi orang 'terinjak-injak' dalamkehidupan pernikahan Anda, hanya akan membuat pasangan menjadi jengkel dan kesal. Ketimbang berakting sebagai korban, lebih baik katakan secara terus terang dan bersikap dewasa mengenai apa yang Anda rasakan terhadap pasangan.

4. Mengkomunikasikan segala Sesuatu dengan Berteriak

Berteriak pada pasangan bukanlah cara yang baik dalam menyampaikan masalah yang Anda alami. Berteriak hanya akan mengintimidasi lawan bicara dengan intonasi suara yang keras. Sebagaimana orang yang yang suka mengancam menggunakan kalimat yang memancing emosi lawan bicaranya, orang yang selalu berteriak menggunakan volume suaranya untuk menjatuhkan lawannya. Kekanakan dan juga tidak efektif. Hal ini juga menjadi contoh yang kurang baik untuk ditiru sang buah hati dalam menghormati lawan bicaranya.

Sumber: http://wolipop.detik.com

0 komentar:

Post a Comment