Aplikasi olah foto dan jejaring sosial Instagram memang keren, seakan masuk daftar aplikasi wajib bagi pengguna Android dan iOS. Tak mengherankan penggunanya tembus 80 juta orang pada Juli lalu. Ironisnya, hingga kini Instagram belum bisa menghasilkan uang, malah terus merugi setiap tahunnya.
Aplikasinya bisa diunduh gratis, Instagram juga tak mencoba cari uang dari iklan. Sejak didirikan pada 2010, Instagram merugi 2,7 juta dollar AS setiap tahunnya, atau sekitar Rp 25,7 miliar.
Seorang pejabat pemerintah California bertanya kepada Kevin Systrom, pendiri sekaligus CEO Instagram, tentang bagaimana Instagram menghasilkan uang?
Systrom menjawab, "Itu pertanyaan bagus. Sampai sekarang, kami tidak menghasilkan uang."
Dengan jumlah pengguna yang terus meningkat, Instagram harus meningkatkan kapasitas server. Hal ini perlu biaya besar. Belum lagi ada 13 karyawan yang harus digaji.
Instagram bergantung pada para investor. Pada awal 2011, Instagram mendapat investasi 7 juta dollar AS dari Andreessen Horowitz, Baseline Ventures dan beberapa investor perorangan, antara lain pendiri Twitter Jack Dorsey, mantan CTO Facebook Adam D'Angelo dan mantan karyawan Google Chris Sacca.
Pada awal April 2012, Instagram kembali mendapat dana segar sebesar 50 juta dollar AS dari Thrive, Sequoia dan Greylock.
Hingga pada 9 April 2012, Instagram diakuisisi oleh perusahaan jejaring sosial Facebook, senilai 1 miliar dollar AS (lebih dari Rp 9 triliun) dalam bentuk tunai dan saham. Ini adalah nilai akuisisi terbesar yang pernah dilakukan Facebook.
Pendiri dan CEO Facebook Mark Zuckerberg berjanji membeli Instagram dalam bentuk tunai 300 juta dollar AS ditambah 23 juta lembar saham.
Sumber: tekno.kompas.com
0 komentar:
Post a Comment