Merasakan pilek yang tak kunjung sembuh? Bisa jadi hal ini disebabkan oleh tubuh yang tengah mengalami stres, karena stres membuat pilek jadi lebih parah dan sulit pergi.
Sebuah studi baru menemukan stres yang dialami seseorang terlebih stres kronis membuat penyakit pilek lebih menyedihkan dan menyebabkan peradangan (inflamasi) berlangsung lama. Kondisi ini disebabkan oleh kortisol, hormon stres yang berperan dalam respons inflamasi tubuh.
"Gejala-gejala flu tidak disebabkan langsung oleh virus, mereka disebabkan oleh respons inflamasi terhadap infeksi," ujar Sheldon Cohen, profesor psikologi dari Carnegie Mellon University di Pittsburgh, seperti dikutip dari ABCNews, Selasa (3/4/2012).
Cohen menuturkan dengan adanya stres kronis, maka hormon kortisol akan diproduksi berlebihan dan sistem kekebalan tubuh menjadi resisten, sehingga peradangan lebih lama sembuh meski virus flunya telah hilang.
"Ada cukup bukti bahwa orang yang memiliki stres kronis atau abadi ketika ia terkena virus maka lebih mudah mengembangkan pilek yang lebih parah. Ini menunjukkan penyakit inflamasi seperti asma, penyakit autoimun dan jantung kemungkinan besar terpengaruh oleh stres," ungkapnya.
Hubungan antara stres dan penyakit telah lama diketahui, tapi hanya baru-baru ini peneliti mulai mengetahui bagaimana stres bisa membuat tubuh jadi lebih rentan terhadap penyakit.
"Kita harus fokus pada jalur biologis antara stres dan penyakit. Jika kita belajar lebih banyak tentang itu, maka saya pikir kita bisa merancang intervensi yang mungkin lebih efektif sehingga bisa mencegah lebih awal dan mengurangi keparahan," ujar Dr Redford Williams, direktur Duke University's Behavioral Medicine Research Center.
Untuk itu jika mengalami pilek atau gejala flu yang berkepanjangan, tak ada salahnya melakukan relaksasi sebagai bagian untuk mengurangi stres yang dialami sehingga pilek yang diderita bisa lebih cepat sembuh.
Sumber: health.detik.com
0 komentar:
Post a Comment