Kemampuan matematika tidak hanya berguna di sekolah dan berdagang saja. Dalam hal-hal sepele, kemampuan ini juga penting sekali. Penelitian menemukan bahwa orangtua yang kemampuan berhitungnya payah lebih besar kemungkinannya memberikan obat kepada anak-anaknya dengan dosis yang salah.
Penelitian ini melibatkan 289 orangtua dari anak-anak berusia 8 tahun yang diberi resep obat cair setelah mengunjungi klinik anak. Para orangtua diberi 3 buah tes untuk menilai kemampuan matematika dan keterampilan membacanya. Peneliti juga melihat langsung bagaimana para orangtua ini menghitung dosis obat yang diresepkan untuk anaknya.
Hampir sepertiga dari orangtua yang diteliti rendah kemampuan membacanya. Bahkan, sebanyak 83% di antaranya rendah kemampuan matematikanya. 27% sisanya memiliki kemampuan matematika setingkat anak kelas 3 SD dan dibawahnya.
Secara keseluruhan, 41% orangtua membuat kesalahan dalam memberikan dosis obat. Orangtua dengan keterampilan matematika setingkat anak kelas 3 SD atau dibawahnya hampir 5 kali lebih mungkin melakukan kesalahan dalam menakar dosis obat dibandingkan orangtua yang memiliki kemampuan matematika lebih tinggi.
"Orangtua menghadapi banyak tantangan karena berusaha memberi obat untuk anak-anaknya dengan cara yang aman dan efektif," kata peneliti, Dr H. Shonna Yin, asisten profesor pediatri di New York University School of Medicine dan Bellevue Hospital Center seperti dilansir Healthday, Minggu (29/4/2012).
Dosis obat cair bisa sangat membingungkan. Orangtua perlu memahami konsep penghitungan seperti bagaimana mengubah pengukuran yang berbeda menggunakan ukuran mililiter, sendok teh ataupun sendok makan. Orangtua juga harus secara akurat menggunakan dosis cangkir, tetes dan jarum suntik. Ada bermacam variasi pengukuran dan volume yang perlu dipahami dalam pemberian obat.
Penelitian yang akan dipresentasikan dalam pertemuan tahunan Pediatric Academic Societies di Boston ini berujung pada pembahasan apakah perlu membuat strategi khusus untuk menangani kemampuan matematika para orangtua. Tujuannya adalah agar dapat membantu mengurangi kesalahan pemberian obat pada anak-anak.
Selain itu, pentingnya menangani keterampilan berhitung ini dapat membantu penyedia layanan kesehatan agar lebih mudah berkomunikasi mengenai instruksi pengobatan.
Penyedia layanan kesehatan agaknya juga perlu menyediakan gambar dosis pemberian obat yang benar untuk masing-masing resep kepada para orangtua. Jika ternyata upaya ini bermanfaat, bisa saja dijadikan sebagai penunjang instruksi pemberian obat kepada orangtua yang berisiko salah memberikan dosis kepada anak-anaknya.
Sumber: health.detik.com
Penelitian ini melibatkan 289 orangtua dari anak-anak berusia 8 tahun yang diberi resep obat cair setelah mengunjungi klinik anak. Para orangtua diberi 3 buah tes untuk menilai kemampuan matematika dan keterampilan membacanya. Peneliti juga melihat langsung bagaimana para orangtua ini menghitung dosis obat yang diresepkan untuk anaknya.
Hampir sepertiga dari orangtua yang diteliti rendah kemampuan membacanya. Bahkan, sebanyak 83% di antaranya rendah kemampuan matematikanya. 27% sisanya memiliki kemampuan matematika setingkat anak kelas 3 SD dan dibawahnya.
Secara keseluruhan, 41% orangtua membuat kesalahan dalam memberikan dosis obat. Orangtua dengan keterampilan matematika setingkat anak kelas 3 SD atau dibawahnya hampir 5 kali lebih mungkin melakukan kesalahan dalam menakar dosis obat dibandingkan orangtua yang memiliki kemampuan matematika lebih tinggi.
"Orangtua menghadapi banyak tantangan karena berusaha memberi obat untuk anak-anaknya dengan cara yang aman dan efektif," kata peneliti, Dr H. Shonna Yin, asisten profesor pediatri di New York University School of Medicine dan Bellevue Hospital Center seperti dilansir Healthday, Minggu (29/4/2012).
Dosis obat cair bisa sangat membingungkan. Orangtua perlu memahami konsep penghitungan seperti bagaimana mengubah pengukuran yang berbeda menggunakan ukuran mililiter, sendok teh ataupun sendok makan. Orangtua juga harus secara akurat menggunakan dosis cangkir, tetes dan jarum suntik. Ada bermacam variasi pengukuran dan volume yang perlu dipahami dalam pemberian obat.
Penelitian yang akan dipresentasikan dalam pertemuan tahunan Pediatric Academic Societies di Boston ini berujung pada pembahasan apakah perlu membuat strategi khusus untuk menangani kemampuan matematika para orangtua. Tujuannya adalah agar dapat membantu mengurangi kesalahan pemberian obat pada anak-anak.
Selain itu, pentingnya menangani keterampilan berhitung ini dapat membantu penyedia layanan kesehatan agar lebih mudah berkomunikasi mengenai instruksi pengobatan.
Penyedia layanan kesehatan agaknya juga perlu menyediakan gambar dosis pemberian obat yang benar untuk masing-masing resep kepada para orangtua. Jika ternyata upaya ini bermanfaat, bisa saja dijadikan sebagai penunjang instruksi pemberian obat kepada orangtua yang berisiko salah memberikan dosis kepada anak-anaknya.
Sumber: health.detik.com
0 komentar:
Post a Comment