Umumnya, orang berpikir minum air putih di sela-sela makan bisa membantu meluruhkan makanan. Tapi ternyata, kegiatan ini bisa membahayakan perut, lho. Sebab minum air putih di sela-sela makan justru menghambat kekuatan pencernaan perut dan menyebabkan tingkat insulin untuk berfluktuasi secara signifikan.
Bagi Anda yang memang memiliki masalah pencernaan, konsekuensi pun bisa bermacam-macam. Perut kita secara otomatis sudah mengetahui kapan harus melepaskan cairan untuk membantu pencernaan. Jadi jika Anda mulai minum air pada saat yang sama, yang sebenarnya Anda lakukan adalah menipiskan cairan pencernaan yang dihasilkan untuk mencerna makanan.
Penelitian menunjukkan, meminum sedikit air putih selama makan memang tidak apa-apa. Tapi minum segelas atau dua gelas justru dapat mengganggu pencernaan. Yang terbaik adalah minum air sebelum dan dua jam setelah makan untuk membantu penyerapan nutrisi.
Apabila Anda meminum air saat makan, air akan diserap oleh dinding usus lambung sehingga menyebabkan refluks asam dan heartburn. Minum air bersamaan dengan makan juga dapat menyebabkan peningkatan kadar insulin. Semakin banyak insulin dilepaskan ke aliran darah, semakin tinggi kemungkinan kita menyimpan lemak di dalam tubuh.
Oleh karena itu, pastikan makanan tidak terlalu asin karena akan membuat kita lebih haus memicu keinginan minum air. Selain itu, makan terburu-buru akan menyebabkan makanan sulit tertelan menuju ke bawah sehingga kita akan merasa perlu untuk minum air putih. Banyak mengunyah akan sangat baik karena akan mempermudah kerja perut dalam mengolah makanan.
Cara Minum Yang Baik
Banyak minum air putih memang dianjurkan untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, tapi jangan dilakukan sekaligus dalam satu waktu. Sebaiknya lakukan sedikit demi sedikit sepanjang hari, agar tidak membebani kerja ginjal dan jantung.
Minum air putih cukup 1-2 gelas jika ingin sekaligus, lalu selebihnya selang-seling. Jika minum air putih langsung 1 liter justru akan membahayakan.
Minum air dalam jumlah banyak antara 1-2 liter sekaligus sering dilakukan untuk tujuan detoksifikasi atau membuang racun. Metode yang disebut juga terapi air atau flushing itu biasanya dilakukan pagi hari, saat bangun tidur dan sebelum mulai beraktivitas.
Efeknya memang bisa menurunkan kadar kolesterol, namun dampak lainnya justru tidak baik untuk kesehatan. Penurunan kadar kolesterol yang terjadi juga bersifat semu karena pemeriksaan dilakukan ketika kadar cairan tubuh berada dalam level yang tidak wajar.
Demikian disampaikan oleh ahli gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr Samuel Oetoro, MS, SpGK dalam peluncuran kampanye Mulai Hidup Sehat dari Sekarang yang diprakarsai Danone-Aqua di XXI Ballroom, Djakarta Theatre, Jakarta, Rabu (16/3/2011).
"Kolesterolnya sendiri tidak berkurang, hanya karena cairan tubuhnya meningkat maka kadarnya jadi kelihatan lebih rendah. Minum air putih memang baik, tapi tidak dianjurkan minum terlalu banyak dalam satu waktu," kata dr Oetoro.
Menurutnya, peningkatan kadar cairan tubuh yang terlalu tinggi justru akan membahayakan kesehatan. Sifat air sangat mudah diserap, sehingga dalam jumlah banyak akan meningkatkan volume darah. Dampaknya akan membebani jantung yang memompa darah dan ginjal yang akan menyaringnya.
Untuk menjaga kecukupan cairan tubuh, dr Oetoro menyarankan agar minum air putih di pagi hari tidak lebih dari 1-2 gelas. Dilanjutkan sebelum sarapan sebanyak 1 gelas, sesudah makan, sebelum beraktivitas dan seterusnya hingga tercukupi kebutuhan 2 liter air setiap hari.
Sumber: http://www.markaz31.com/2011/11/aqiqoh_5077.html
0 komentar:
Post a Comment