About Me

Friday, 4 May 2012

AS Keluarkan Biaya Kesehatan Terboros, Jepang Paling Irit

Kesehatan merupakan hak setiap warga negara yang harus dijamin secara penuh oleh negara. Namun sebuah studi terbaru terhadap 13 negara industri di dunia menunjukkan bahwa Jepang menghabiskan biaya perawatan kesehatan paling sedikit sedangkan Amerika Serikat menghabiskan biaya terbesar namun tanpa menyediakan perawatan kesehatan superior.

Menurut laporan dari The Commonwealth Fund, Amerika Serikat menghabiskan hampir 8.000 dolar AS atau Rp 74 juta per orang pada 2009 untuk membayar layanan perawatan kesehatan.

Angka ini lebih besar dari ke-12 negara lain yang diteliti yaitu Australia, Inggris, Kanada, Denmark, Perancis, Jerman, Jepang, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Swedia atau Swiss.

Sebaliknya, Jepang menghabiskan biaya paling sedikit yaitu 2.878 dolar AS atau Rp 26,5 juta perkapita pada 2008.

The Commonwealth Fund sendiri merupakan sebuah yayasan swasta yang concern terhadap peningkatan layanan perawatan kesehatan di Amerika Serikat.

Besarnya pengeluaran untuk layanan perawatan kesehatan di AS lebih dari 17 persen GDP (Gross Domestic Product)-nya pada 2009, sedangkan Jepang hanya di bawah 9 persen GDP.

"Jepang memang mengoperasikan sistem layanan berbayar namun disertai penawaran akses yang tak terbatas untuk dokter spesialis, rumah sakit dan suplai pemindaian MRI dan CT yang besar," ungkap laporan tersebut.

Sebaliknya, sistem perawatan kesehatan di AS terkepung oleh harga layanan yang lebih tinggi dan luasnya epidemi obesitas, meskipun teknologinya lebih mudah diakses.

Laporan itu juga menyebutkan bahwa Amerika Serikat mengantongi predikat sebagai negara dengan tingkat kematian tertinggi akibat asma dan amputansi. Hal ini terkait diabetes yang sebenarnya bisa dicegah dan tingkat kematian rata-rata di rumah sakit akibat serangan jantung dan stroke.

Harga resep obat-obatan umum juga sepertiga lebih besar di Amerika Serikat dibandingkan dengan di Kanada dan Jerman. Bahkan lebih dari dua kali lipat yang dibayarkan untuk obat-obatan yang sama di Australia, Inggris, Perancis, Belanda dan Selandia Baru.

"Banyak yang berasumsi orang-orang Amerika mendapatkan lebih banyak layanan perawatan kesehatan daripada di negara-negara lainnya, namun faktanya kami tak sering mengunjungi dokter atau rumah sakit," ungkap David Squires, peneliti senior di The Commonwealth Fund seperti dilansir dari AFP, Jumat (4/5/2012).

"Mungkin tingginya biaya yang kita bayar untuk perawatan kesehatan dan banyaknya penggunaan teknologi-teknologi mahallah yang cenderung bisa menjelaskan alasan tingginya pengeluaran kesehatan di AS. Sayangnya, kami tak mendapatkan kualitas layanan yang lebih baik untuk pengeluaran setinggi ini," jelas Squires.


Sumber: health.detik.com

0 komentar:

Post a Comment