Peneliti dari University at Buffalo dan University of California, Irvine menilai bahwa perilaku orang dengan berbagai versi gen reseptor dua hormon --oksitosin dan vasopressin- diyakini membuat orang menjadi lebih baik.
"Studi menemukan bahwa gen-gen ini dikombinasikan dengan persepsi orang tentang dunia sebagai tempat yang mengancam atau tidak, untuk memprediksi kemurahan hatinya," kata peneliti Michael Poulin, asisten profesor psikologi di University at Buffalo.
Secara spesifik partisipan yang menyatakan bahwa dunia adalah tempat yang mengancam cenderung tidak suka menolong orang lain, kecuali jika partisipan memiliki versi gen reseptor yang terkait dengan kebajikan.
Poulin menjelaskan bahwa versi 'yang lebih baik' dari gen reseptor memungkinkan orang untuk mampu mengatasi perasaan terhadap kondisi dunia yang menurut orang tersebut mengancam dan menolong orang lain meski ia sendiri ketakutan.
"Fakta bahwa gen mampu memprediksi perilaku dalam kombinasinya dengan pengalaman dan perasaan seseorang tentang dunia tidaklah mengejutkan karena sebagian besar koneksi antara DNA dan perilaku sosial bersifat kompleks," kata Poulin seperti dilansir dari Health24, Kamis (12/4/2012).
"Jadi jika salah satu tetangga Anda sangat murah hati, perhatian dan memikirkan kepentingan orang lain, sedangkan tetangga lainnya egois, kikir dan tidak tertarik untuk membantu orang lain, DNA mungkin bisa membantu menjelaskan mengapa salah satu dari mereka lebih baik daripada lainnya," catatnya dalam studi yang dirilis online di jurnal Psychological Science tersebut.
Peneliti mengungkapkan telah menemukan sebuah gen yang memberikan kontribusi. Gen ini berkontribusi untuk menghadirkan perasaan tertentu yang dimiliki seseorang tentang dunia di sekitarnya.
Sumber: health.detik.com
0 komentar:
Post a Comment