Istilah plasebo rasanya sudah tidak asing lagi, yang menggambarkan bahwa penyakit bisa sembuh hanya dengan berpikir akan sembuh. Ada juga kebalikannya, nosebo yang berarti bisa sakit betulan hanya karena berpikir tubuhnya tidak sehat.
Dr Winfried Hauser dari Klinikum Saarbrucken di Jerman mengingatkan agar tidak sembarangan mengatakan sedang sakit, bahkan sekedar memikirkannya dalam hati. Seseorang bisa benar-benar sakit hanya karena memikirkan dirinya sedang sakit, yang dikenal sebagai nocebo effect.
Istilah tersebut sebenarnya hanya kebalikan dari placebo effect, yang sering dipakai dalam penelitian tentang obat. Seseorang yang mengalami placebo effect bisa sembuh dari penyakit meski hanya diberi obat kosong, hanya karena yakin apa yang diminumnya akan menyembuhkan.
Placebo effect atau efek plasebo sudah banyak diteliti dan berhasil membuktikan kekuatan pikiran dalam membantu menyembuhkan penyakit. Namun untuk nocebo effect, hingga kini belum banyak yang membuktikan bahwa pikiran juga bisa memunculkan penyakit.
Dalam sebuah penelitiannya, Dr Hauser melakukan pengamatan terhadap 50 orang dengan gangguan nyeri punggung kronis. Sebagian diberi tahu bahwa merenggangkan kaki bisa memperparah sakit, sebagian lainnya diberi tahu bahwa hal itu boleh-boleh saja dilakukan.
Saat diminta untuk merenggangkan kaki, pasien dari kelompok pertama benar-benar merasa kesakitan. Sebaliknya pada kelompok lain yang tidak diberi tahu bahwa hal itu menyebabkan nyeri punggungnya tambah sakit, tidak ada yang menyampaikan keluhan.
"Pasien cenderung sangat menerima sugesti negatif, khususnya untuk hal-hal yang memperparah kondisi-kondisi yang sudah ada sebelumnya," tulis Dr Hauser dalam laporannya di jurnal Deutsches Arzteblatt International seperti dikutip dari Healthday, Minggu (12/8/2012).
Penelitian sebelumnya juga pernah mengungkap adanya nocebo effect pada pemberian obat. Beberapa pasien mengalami efek samping obat seperti yang tercantum dalam kemasan, meski sebenarnya yang diberikan adalah plasebo atau obat kosong yang hanya berisi tepung.
Sumber: health.detik.com
0 komentar:
Post a Comment