Berbagai penelitian tentang hubungan antara pola makan dan kegemukan lebih banyak menyoroti porsi dan jumlah kalori. Padahal menurut penelitian terbaru, risiko kegemukan sangat dipengaruhi juga oleh teratur tidaknya jadwal makan.
Penelitian yang dimuat dalam jurnal Cell Metabolism ini menunjukkan bahwa makan pada waktu-waktu yang telah ditentukan lebih sedikit menyebabkan peningkatan berat badan dibanding saat makan dengan jadwal sembarangan. Bahakn meski porsinya sama, efeknya terhadap berat badan pasti berbeda.
"Tiap organ punya jam biologis. Jika kita makan dengan jadwal yang random atau acak, gen-gen tersebut belum menyala atau mati sepenuhnya," kata Prof Satchidananda Panda dari Salk Institute for Biological Studies yang memimpin penelitian tersebut, seperti dikutip dari Healthday, Minggu (20/5/2012).
Menurut Prof Panda, berbagai organ dalam sistem metabolisme seperti jantung, otot dan usus akan lebih aktif pada jam-jam tertentu. Jadwalnya bersifat sangat individual, sehingga tidak selalu sama pada masing-masing orang tergantung kebiasaannya.
Jadwal-jadwal dan jam biologis tersebut menentukan proses metabolisme, termasuk penguraian kolesterol hingga pemecahan glukosa. Jadwal makan yang random membuat organ-organ itu bekerja pada jadwal yang random pula, sehingga proses metabolisme tidak optimal.
Dampak yang bisa diamati adalah peningkatan berat badan, yang terjadi ketika seseorang makan pada jam-jam yang tidak teratur. Meski porsi dan jenis makannya sama, berat badan cenderung akan lebih stabil jika jadwal makannya setiap hari tidak berubah-ubah.
Diakui oleh Prof Panda, penelitian kali ini baru dilakukan pada tikus sehingga ada kemungkinan hasilnya agak berbeda ketika diterapkan pada manusia. Namun berbagai penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa, gangguan pada sistem metabolisme memang sangat mempengaruhi risiko kegemukan.
Sumber: health.detik.com
0 komentar:
Post a Comment