Jadi olahragawan di negeri ini memang tidak menjanjikan kehidupan yang lebih baik. Saat usia tidak produktif lagi, mereka biasanya terjerembab dalam kesulitan ekonomi. Itu pula yang kini menimpa Leni, mantan atlet dayung kebanggaan Indonesia.
Saat Yosrizal Daniel, kontributor Metro TV mengunjungi kediamannya di Kelurahan Legok, Kecamatan Telanai Pura, Kota Jambi, sederet medali tersusun rapi di ruangan tamu rumah. Medali tersebut didapat Leni sejak tahun 1995 hingga 1999. Saat itu ia berjaya menjadi atlet dayung berbagai kejuaraan nasional dan dunia yang diikutinya. Ia sering menyabet medali.
Kini, Leni jatuh miskin. Untuk membiayai sakit anaknya yang ketiga, Habitul, 2 tahun, ia tidak mampu. Habitul mederita epidema plosa atau pengerapuhan kulit. Dalam seminggu, uang Rp1 juta melayang untuk pengobatan Habitul. Penderitaan Leni makin bertambah lantaran sebulan lalu suaminya diberhentikan dari tempatnya bekerja.
Leni hanya bisa meratapi nasib anaknya. Sakit Habitul, kata Leni, makin parah. Jari jari kaki Habitul kini sudah menyatu, sebagian besar kulit kaki mengelupas. Ia meraung-raung kesakitan saat kakinya tersentuh sesuatu.
Leni berniat menjual sejumlah medali yang pernah didapatnya. Sayang, sampai sekarang belum ada yang berminat. Ia berharap pemerintah daerah ataupun pemerintah pusat memperhatikan nasibnya dan nasib mantan altel lainya. Ini sebagai imbalan ia menjadi kebanggan bangsa dengan prestasi yang mampu mengibarkan Merah Putih di mata dunia.
Ini prestasi Leni:
- 1995: medali perak kejurnas kayak junior.
- 1997: masuk pelatnas untuk Singapura Cup.
- 1997: medali emas SEA Games di Jakarta.
- 1998: 3 medali emas dan 1 perak kejuaraan dunia di Hongkong.
- 1998: medali emas beregu Dragon Boat Singapura Cup.
- 1998: medali emas di kejuaraan Asia di Taipe.
- 1999: 1 medali emas dan 2 perak SEA Games Brunei Darussalam.
Sumber: metrotvnews.com
0 komentar:
Post a Comment