Kemacetan sepanjang 100 kilometer pada 2011 di Beijing |
MACET adalah permasalahan umum kota-kota besar. Namun, beberapa kota tingkat kemacetan sudah luar biasa parah sehingga ketika berkunjung, sebaiknya hindari transportasi jalan raya kota-kota ini.
Simak ulasannya berikut ini, seperti dikutip dari CNNGo:
Monaco
Menurut statistik Bank Dunia, jumlah mobil per kapita di Monaco lebih banyak daripada Amerika Serikat. Jumlah mobil memang hanya 31.000 unit, tapi karena Monaco adalah negara kecil, angka tersebut sudah cukup membuat negara ini padat dan macet.
Meski begitu, kebanyakan mobil di Monaco tergolong mewah, seperti Bentleys, Aston Martins, McLarens, dan lainnya. Hasilnya, Anda dapat merasakan macet di tengah deretan mobil mewah.
Moskow, Rusia
Dalam sebuah survei oleh IBM Commuter, hampir setengah dari semua pengendara mobil dan motor di Moskow mengaku merasakan macet tiga jam atau lebih setiap harinya. Kini, jumlah mobil kota ini mendekati 4 juta unit, tak heran jalanan kota menjadi sangat macet. Sisi baiknya, saat terjebak kemacetan di Moskow, Anda akan punya waktu mengagumi banyak monumen dan bangunan kota ini.
Lagos, Nigeria
Bank Dunia memberikan Kota Lagos dana sebesar 150 juta dolar AS untuk membangun jalan baru. Namun, uang tersebut justru digunakan untuk membeli bus yang semakin menambah padat jalanan kota ini.
Tampaknya, Lagos tidak keberatan jika kotanya mengalami kemacetan. Gubernur Lagos, Babatunde Fashola bahkan mengatakan kemacetan adalah berkah dan tanda dari kemakmuran ekonomi.
Mexico City, Meksiko
Dalam 40 tahun terakhir, penduduk kota ini telah bertambah empat kali lipat. Namun, hal ini tidak diikuti dengan pembangunan infrastruktur jalan, akibatnya terjadilah kemacetan di mana-mana. Untungnya, kota ini memiliki sistem transportasi kereta bawah tanah yang sangat baik sehingga dapat menjadi alternatif menghindari kemacetan.
Manila, Pilipina
Pada 2001, Manila meminjam uang kepada Bank Dunia sebesar 60 juta dolar AS untuk melakukan kampanye mengatasi kemacetan. Mereka berkampanye dengan cara gerakan penggunaan kendaraan non-motor. Namun, kampanye itu diabaikan penduduk setempat, yang terus membeli mobil dan motor setiap tahunnya dan menambah kemacetan kota ini, terutama jika banjir.
New Delhi, India
India memiliki angka kematian di jalanan tercatat paling tinggi di dunia. Sebanyak 99 persen kecelakaan fatal di negara ini disebabkan pengemudi yang mabuk. Jam-jam sibuk di New Delhi tidak hanya membuat stres karena kemacetan, namun juga ketakutan akan pengemudi mabuk.
Beijing, China
Kemacetan di Beijing adalah masalah yang sangat besar. Menurut indeks IBM Commuter 2011, Beijing mencatat kemacetan sepanjang 100 kilometer selama 12 hari tahun lalu. Hal ini terutama disebabkan pertumbuhan pesat mobil lokal dan banyaknya kendaraan industri yang masuk kota. Jadi, jika Anda berwisata ke Beijing, hindari menggunakan kendaraan umum.
Sao Paolo, Brazil
Kota ini tidak memiliki jalan lingkar sehingga 20 juta warga Sao Paolo yang memiliki kendaraan bermotor harus berkendara di jalan-jalan kecil untuk masuk ke jalan raya. Kota ini bahkan dijuluki majalah Time sebagai kota dengan jalan raya dan lalu lintas paling buruk di dunia pada tahun 2008 lalu.
Sumber: www.analisadaily.com
0 komentar:
Post a Comment