About Me

Friday, 20 April 2012

Jamur yang Digunakan untuk Keperluan Medis

Jamur banyak macam, mulai dari yang bisa dimakan, untuk keperluan medis hingga yang memabukkan. Jamur mengandung beberapa protein dan sumber antioksidan yang bisa mencegah kerusakan sel. Bagaimana membedakannya?

Banyak penelitian yang telah mendukung penggunaan jamur terkait sifat pengobatannya seperti sifat anti-radang, antibakteri, antivirus dan meningkatkan kekebalan.

Di samping manfaat kesehatnnya, risiko dari mengkonsumsi jamur juga tetap ada. Tidak semua jamur diciptakan sama. Empat jenis jamur yang sangat baik untuk kesehatan dan lezat sebagai hidangan antara lain:

1. Shiitake
Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa jamur beraroma ini memiliki sifat anti-tumor, penurun kolesterol, dan antivirus. Shiitake segar dan kering lebih baik.

2. Enoki (Baca: Mengenal Jamur Enoki dan Sifat Anti Kankernya)
Jamur yang ramping, ringan, dan beraroma ini memiliki efek anti-kanker dan meningkatkan kekebalan.

3. Maitake
Juga dikenal sebagai ayam hutan. Jamur ini nampaknya memiliki sifat anti-kanker, antivirus, dan meningkatkan kekebalan tubuh. Juga dapat mengurangi tekanan dan gula darah.

4. Tiram
Lebih murah mahal dan kurang beraroma dibandingkan shiitake, jamur ini juga dapat memberikan perlindungan terhadap kanker.

"Jamur kancing memiliki beberapa manfaat kesehatan, tetapi tidak seperti manfaat kesehatan seperti yang ditemukan pada jamur Asia," kata Andrew Weil, MD, pendiri dan direktur Arizona Center for Integrative Medicine di University of Arizona Health Sciences Center yang suka berburu jamur karena rasa dan manfaat kesehatannya, Senin (24/10/2011).

Weil mengatakan bahwa jamur kancing mengandung zat alami yang disebut agaritines yang menurut penelitian dapat meningkatkan risiko tumor pada hewan. Beberapa jenis jamur berpotensi mengandung sejumlah kecil karsinogen atau zat penyebab kanker.

Sebagai contoh, acrylamides, jamur yang terbentuk ketika makanan tertentu dimasak pada suhu tinggi dapat menyebabkan tumor pada tikus. Jamur ini juga ditemukan pada kentang goreng.

"Banyak orang mengatakan bahwa tak apa-apa makan jamur kancing dalam jumlah sedang. Tapi harus dimasak sampai matang. Dikukus atau dipanggang adalah yang terbaik. Proses memasak akan merusak racun alami. Sebaiknya jangan memakan jamur mentah-mentah, baik yang liar atau dibudidayakan," kata Weil.

"Jamur menawarkan begitu banyak hal yang baik bagi tubuh. Jamur adalah sumber protein yang baik serta menghasilkan sejumlah besar antioksidan seperti selenium yang membantu mencegah kerusakan sel. Jamur juga mengandung tembaga, mineral yang membantu produksi sel darah merah," kata Marjorie Nolan, MS, RD, ahli gizi di New York dan juru bicara American Dietetic Association.

Nolan menyarankan kepada orang yang tidak suka pisang untuk mencoba jamur Portobello. Jamur jenis ini memiliki kalori lebih banyak dan kalium lebih sedikit dari pisang.

Jamur Criminis sangat tinggi kandungan vitamin B12-nya, vitamin yang sering ditemukan pada produk hewani. Secara umum, jamur merupakan sumber vitamin B yang baik, bebas kolesterol dan sangat rendah lemak.

Dinding sel jamur cukup keras, sehingga sulit bagi sistem pencernaan untuk memperoleh semua nutrisi di dalamnya. Jamur seringkali juga mengandung senyawa kimia yang mengganggu pencernaan dan penyerapan nutrisi.

Pemasakan yang cukup akan menghancurkan dinding sel yang keras, menonaktifkan unsur anti pencernaan, menghancurkan racun, juga membuat rasanya jauh lebih enak.

Beda Jamur di Toko, Petani dan Alam Liar

Kandungan nutrisi jamur dapat sangat bervariasi tergantung tempat tumbuhnya. Jamur yang dijual di supermarket mungkin bersumber dari berbagai penjual, sehingga jamur yang tersedia minggu ini mungkin berasal dari daerah yang berbeda dari yang dijual minggu lalu.

Sebaiknya berbelanjalah langsung dari para petani yang sama. Dengan begitu, pembeli akan tahu bahwa jamur yang dikonsumsi berasal dari tanah yang sama. Beberapa orang bahkan lebih suka untuk menemukan jamur mereka sendiri di alam.

"Pencari jamur pasti lebih populer hari ini," kata 'Wildman' Steve Brill, pemimpin kelompok pengumpul jamur di Negara Bagian New York selama hampir 30 tahun.

Mencari jamur bukannya tanpa risiko. Tentu saja ada jenis jamur yang beracun, bahkan mematikan. The North American Mycological Association yang telah melakukan pelacakan keracunan jamur selama lebih dari 30 tahun menerima rata-rata satu laporan kematian akibat jamur setiap tahunnya. Namun pada tahun 2009, ada empat orang yang meninggal setelah makan jamur mengandung racun yang disebut amatoxin.

Brill mengatakan bahwa menyentuh jamur beracun tidaklah berbahaya. Tetapi ia sangat menyarankan agar hanya memakan jamur yang dapat diidentifikasi dengan pasti 100% dan tidak boleh dimakan mentah.

"Ketika saya mencoba jamur spesies baru untuk pertama kalinya, saya biasanya menumisnya dalam minyak zaitun atau minyak biji anggur untuk memperkuat rasa dan tekstur. Banyak jamur berdaging tebal yang dapat dipanggang di atas arang dan dipoles dengan saus rendah lemak. Selain dipanggang, direbus dalam kaldu, dan digoreng bersama sayuran adalah cara yang bagus untuk menyajikan hidangan jamur yang lezat," kata Will.

Jamur Ajaib

Ada juga jamur yang dimakan bukan untuk kandungan gizinya tetapi karena kandungan bahan kimianya. Jamur ini disebut jamur ajaib, jamur yang mengandung zat halusinogen yang disebut psilocybin.

Dalam satu kajian yang dipublikasikan dalam Journal of Psychopharmacology, para peneliti di Johns Hopkins melaporkan bahwa dosis tunggal psilocybin dapat menyebabkan peningkatan sifat keterbukaan, yaitu karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan imajinasi, kreativitas, perasaan, dan ide-ide abstrak.

Para penulis penelitian kemudian berpendapat bahwa psilocybin mungkin bermanfaat mengobati depresi dan kecemasan, tetapi akan memakan lebih banyak riset untuk mempelajari cara kerjanya.

Meskipun demikian, psilocybin sebenarnya adalah ilegal. Drug Enforcement Administration (DEA) di AS mengklasifikasikannya sebagai zat yang berpotensi tinggi disalahgunakan dan tidak diperbolehkan untuk penggunaan.

Sumber: health.detik.com

0 komentar:

Post a Comment