About Me

Wednesday, 18 April 2012

10 Daerah Terpanas di Dunia


Menurut para ahli, 2/3 permukaan planet bumi berupa lautan dengan aneka kehidupan yang sebagiannya telah dikenali oleh manusia, namun banyak bagian lainnya yang sama sekali masih belum dikenali oleh manusia. Permukaan bumi yang 1/3 adalah daratan dengan berbagai bentuk topografi dan sifat-sifatnya alaminya.

Gurun merupakan salah satu bentuk topografi permukaan bumi, luasnya sekitar 1/9 dari seluruh daratan yang ada di bumi. Sebagian gurun dapat dihuni oleh manusia, dan sebagian lainnya sama sekali tidak dapat dihuni oleh manusia. Meski demikian, gurun-gurun yang tidak dapat dihuni oleh manusia tetap memiliki kehidupan di dalamnya. Gurun juga dikenal dengan temperaturnya yang sangat ekstrim, luar biasa panas di siang hari namun sangat dingin di malam hari.

Al’Aziziyah – Libya (136.4 °F / 58 °C)




Kota El Aziza di Libya tercatat sebagai kota terpanas didunia. Kota ini pernah mencatat susu tertinggi pada 136°F pada 13 September 1922. Para ahli berdebat tentang catatan tersebut, dan cenderung menyebutkan bahwa suhu hanya berkisar pada 134 °F. Jika para ahli memperdebatkan suhu yang tercatat, 300.000 orang penghuni El Azizia tidak ambil pusing, mereka tetap menjalankan aktifitasnya di kota terpanas didunia tersebut.

Greenland Ranch, Death Valley – United States (134.0 °F / 56.7 °C)



Amerika Serikat memiliki daerah paling panas dan ekstrim, yaitu Death Valley. Dead valley (lembah kematian) adalah lembah terkering dan paling rendah posisinya diantara daratan Amerika Serikat lainnya. Suhu tertinggi yang pernah di catat adalah 134 °F terjadi pada 10 Juli 1913. Meski suhu sangat panas, namun Dead Valley menyimpan aneka kehidupan yang sangat menakjubkan.

Ghadames – Libya (131.1 °F / 55.05 °C)




Nyaris sama dengan Kebili, kota Ghadames di Libya juga merupakan kota bersuhu 131 °F, dan terletak di pinggir oasis di tengah gurun. Ghadames di huni oleh suku Berber yang berjumlah sekitar 7.000 orang, mereka tinggal di rumah yang berdinding tebal terbuat dari lumpur, kapur dan batang kayu yang membantu melindungi mereka dari panas terik, terutama di musim panas. Atap rumah yang saling berhubungan, sehingga lorong-lorong jalan juga tertutup dan terasa teduh. Kota Ghadames tercatat sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO (UNESCO World Heritage Site).

Kebili – Tunisia (131.0 °F / 55 °C)




Kebili adalah sebuah kota di pinggir oasis di tengah gurun dengan penduduk 18.000 orang. Meski memiliki suhu tertinggi lebih dari 131 °F, namun Kebili merupakan salah satu kota kuno yang telah berpenghuni sejak lebih dari 200.000 tahun. Dari sejarah panjangnya tersebut, penduduk setempat telah terbiasa dengan metode bertahan hidup di iklim yang sangat panas. Mereka pandai mengelola air dan tentu saja pandai mengatur aktifitas untuk menjaga suhu tubuh mereka. Dan berkah dari kota Kebili adalah buah kurma yang sangat terkenal di dunia.

Tombouctou – Mali (130.1 °F / 54.5 °C)




Jika anda menggemari komik Donald bebek, anda tentu prnah akan menjumpai percakapan yang menyebut wilayah antah berantah bernama Timbuktu. Timbuktu yang sebenarnya adalah sebuah wilayah yang berada di bagian selatan Gurun Sahara, sekitar 10 mil sebelah utara dari Sungai Niger. Kota berpenduduk sekitar 40.000 jiwa ini dikelilingi oleh bukit pasir dan jalan-jalan rayanya sering tertutup pasir. Dengan suhu tertinggi yang pernah tercatat pada 130,1 °F, cukup menjadikan Timbuktu sebagai salah satu tempat terpanas di dunia.

Pada bulan Mei, suhu tertinggi rata-rata adalah 108 °F, sedangkan di bulan-bulan musim dingin (Desember – Januari) suhu tertinggi tercatat dikisaran pada 90 °F. Araouane tidak menerima curah hujan yang cukup untuk bercocok tanam, dan desa ini tergantung pada perdagangan kafilah yang membawa komoditi hasil tambang berupa garam.

Araouane – Mali (130.0 °F / 55.4 °C )




Araouane adalah sebuah desa kecil berpenduduk sekitar 300 KK, berada di wilayah gurun Sahara dan sekaligus merupakan perlintasan menuju ke Timbuktu. Gurun di sekitar Araouane benar-benar tandus dan sering menciptakan badai gurun yang mereka sebut Harmattan, badai akibat tiupan angin yang sangat kering yang mengangkat partikel pasir halus. Araouane mencatat suhu terpanas pada 130°F.

Tirat Tavi – Israel (129.0 °F / 53.9 °C)



Disebut sebagai wilayah terpanas di Asia, pada bulan Juni 1942 Tirat Tsvi yang berpenduduk 642 jiwa pernah mengalami suhu tertinggi hingga 129 °F. Tirat Tsvi terletak 722 kaki (220 meter) di bawah permukaan laut, lebih tinggi daripada Laut Mati yang terletak pada 400 meter di bawah permukaan laut. Meskipun iklimnya sangat ekstrim, tetapi dikota tersebut memiliki 18.000 pohon kurma yang merupakan pohon kurma terbanyak diantara wilayah Israel lainnya.

Ahwaz – Iran (128.3 °F / 53.5 °C)



Kota Ahwaz (Ahvaz) yang terletak di Iran merupakan sebuah wilayah yang sangat sedikit merasakan hujan dan pernah mencatat suhu tertinggi pada 128 °F, meski demikian di bulan Juli (musim panas) suhu rata-rata kota tersebut adalah 116 °F. Maka tidak mengherankan jika penduduk kota tersebut lebih banyak berdiam dirumah pada siang hari, bahkan toko-toko dan kegiatan bisnis terhenti demi menghindari sengatan udara panas, dan kegiatan bisnis dimulai kembali pada sekitar jam enam petang.

Agha Jari – Iran (128.0 °F / 53.3 °C)



Wadi Halfa – Sudan (127 °F / 52.8 °C)


Daratan Afrika umumnya dikenal memiliki iklim yang sangat kering, begitu juga dengan Sudan. Sudan juga dikenal memiliki badai debu yang mereka sebut dengan haboob. Badai debu tersebut berwarna kuning, terdiri dari pasir dan tanah liat yang terangkat oleh tiupan angin selatan yang lembab. Ketebalan debu sangat mengganggu, bahkan dapat menurunkan jarak pandang hingga manusia nyaris tidak dapat melihat sekelilingnya.

Iklim paling kering dan panas di Sudan terjadi di Wadi Halfa (Halfa Valley, Lembah Halfa), sebuah wilayah yang sangat tandus diperbatasan Sudan – Mesir. Suhu terpanas di Wadi Halfa adalah 127 °F yang tercatat pada bulan April 1967.

Sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=13678945

0 komentar:

Post a Comment