Christopher Glasby dari Museum and Art Gallery of the Norther Territory di Darwin, Australia, menemukan spesies baru cacing yang dinamai Ramisyllis multicaudata. Ia sebenarnya adalah spesies yang mudah ditemukan, tetapi cacing ini sulit dibedah untuk diidentifikasi karena sangat rapuh.
Spesies cacing tersebut ditemukan di rongga hewan spons jenis Petrosia. Cacing yang ditemukan unik karena memiliki bentuk yang mirip akar, punya struktur serupa rambut halus, dan bercabang. Seiring pertumbuhan, cacing semakin bercabang. Setiap cabang tumbuh mengikuti rongga di dalam spons. Sub cabang juga bisa muncul dari sebuah percabangan.
Hingga sejauh ini, ilmuwan belum makanan spesies ini. Ada kemungkinan cacing ini memakan spons, tetapi bisa juga menyerap molekul organik di sekitarnya lewat permukaan kulit. Hubungan antara spons dan cacing belum diketahui secara jelas. Bisa jadi, cacing adalah parasit. Tetapi, ada kemungkinan bahwa cacing membantu spons tumbuh.
Sementara itu, ilmuwan mengatakan bahwa percabangan membantu cacing bereproduksi. Di ujung cabang, tonjolan akan muncul. Setiap individu bisa memiliki 100 cabang di mana individu bisa tumbuh.
Ramisyllis multicaudata bukan satu-satunya cacing bercabang yang ditemukan. Sebelumnya, terdapat spesies Syllis ramosa yang ditemukan di Filipina. Sejauh ini, baru ada dua spesies cacing bercabang yang ditemukan. Namun, ilmuwan meyakini bahwa ada lebih banyak lagi spesies serupa.
"Sangat mungkin bahwa keragaman cacing bercabang jauh di atas perkiraan karena kesulitan dalam menemukan dan mengoleksinya," kata Glasby seperti dikutip New Scientist, Jumat (2/3/2012).
Sumber: sains.kompas.com
0 komentar:
Post a Comment