"Kalau sudah kena sekali DBD maka ia belum kebal, karena virus DBD ada 4 jenis yaitu DEN-1, 2, 3 dan 4. Jadi kita bisa kena DBD 4 kali," ujar Dr Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI dalam acara Pocari Sweat conference 2012 'Edukasi Masyarakat Mengenai Pentingnya Cairan dan Ion untuk Jaga Kesehatan Sehari-hari' di Hotel Le Meridien, Jakarta, Minggu (12/2/2012).
Dr Leonard menuturkan meski sudah terkena 4 kali DBD dengan virus yang berbeda-beda, tapi tidak ada yang bisa memberikan jaminan aman absolut bahwa ia tidak akan terkena DBD lagi. Hal ini karena antara virus DEN-1 Indonesia misalnya dengan DEN-1 Kuba berbeda, sehingga antibodi yang terbentuk juga berbeda.
"Sekarang transportasi sudah sangat hebat, jadi enggak bisa make sure steril atau bebas dari DBD terlebih jika ia pergi ke luar negeri. Tapi kemungkinan kena laginya jauh lebih kecil, karena antibodi untuk keempat virus itu sudah ada," ujar Dr Leonard yang merupakan ahli penanganan demam berdarah dan penyakit infeksi tropik dari FKUI.
Kapan seseorang dicurigai terkena demam berdarah dengue?
Berdasarkan WHO dan Kemenkes, seseorang dicurigai DBD jika ia mengalami:
Demam mendadak ditambah 2 gejala dibawah ini
- Sakit kepala
- Nyeri di belakang mata
- Nyeri otot
- Nyeri tulang
- Ruam (bercak merah) di kulit
- Tanda perdarahan
- Leukosit atau sel darah putihnya rendah
- Uji tes serologi dengue positif
- Ada tetangga yang diketahui positif DBD
"Demam mendadak ini misalnya pagi harinya ia masih terlihat baik-baik saja, tiba-tiba besoknya mengalami demam. Apalagi kalau demam disertai dengan gejala yang muncul banyak," ujar dokter kelahiran pemantang siantar, 15 Februari 1969.
Sementara itu perdarahan yang muncul bisa hanya terjadi di bawah kulit (muncul bintik-bintik merah) sampai muntah darah atau mimisan, tergantung dari seberapa banyak cairan yang keluar dari pembuluh darah akibat kebocoran.
"Untuk diagnosis DBD bisa dilakukan dengan melakukan tes IgG/IgM dan tes NS1. Kalau ditanya yang mana yang paling akurat, jawabannya dua-duanya, tapi waktunya yang harus dilihat. Jika demam baru 2 hari maka tes NS1, tapi kalau demam hari kelima maka tes IgG/IgM," ungkapnya.
Hal ini karena untuk tes IgG/IgM berfungsi mendeteksi antibodi yang terbentuk di dalam tubuh. Antibodi ini baru terbentuk setelah demam hari ketiga dan alat baru bisa mendeteksi pada hari kelima ketika jumlah antibodi sudah mencapai angka tertentu.
Sedangkan tes NS1 digunakan untuk mendeteksi bagian virus apakah ada di dalam tubuh atau tidak, tes ini sudah bisa dilakukan sejak hari pertama demam. Karena itu harus dilihat terlebih dahulu waktunya, sudah berapa hari demam yang dialaminya.
Fase demam berdarah ini ada masa inkubasi sekitar 5-9 hari mulai dari infeksi sampai timbul gejala, lalu fase akut yang mana sudah muncul gejala sekitar 1-3 hari dan pada hari ke 4-6 merupakan fase kritis. Saat itulah terjadi kebocoran pembuluh darah kapiler.
Jika pasien DBD mengalami kedaruratan seperti syok, kejang, kesadaran menurun dan perdarahan maka harus dirawat di rumah sakit. Tapi jika masih bisa makan dan minum dengan baik serta tidak ada kegawatdaruratan maka bisa rawat jalan sambil tetap minum yang banyak, obat untuk mengatasi gejala dan monitor pemeriksaan laboratorium untuk hemoglobin, hematokrit, leukosit dan trombosit.
"Karena belum ada vaksin atau obat untuk membunuh virus, maka pengandalian lingkungan dan perilaku penting, salah satunya dengan mencegah genangan air terutama saat musim hujan, karena satu tetes genangan air saja bisa menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk," ujar Dr Leonard yang juga menjadi konsultan tim ahli demam berdarah Kemenkes RI.
Sumber: Detikhealth.com
0 komentar:
Post a Comment