Rokok elektrik (juga disebut e-cigarrete atau vape) adalah alternatif rokok konvensional yang dioperasikan dengan baterai dan dirancang untuk menghantarkan nikotin dengan perasa dan bahan kimia lainnya melalui uap (bukan asap seperti rokok konvensinal).
Rokok elektrik dapat diproduksi untuk menyerupai rokok tembakau tradisional, cerutu atau pipa, atau bahkan barang sehari-hari seperti pena atau perangkat memori USB. Lebih dari 250 merek rokok elektrik yang berbeda saat ini tersedia di pasaran.
Meskipun rokok elektrik sering kali dipromosikan sebagai alternatif yang lebih aman untuk rokok tradisional, yang menghantarkan nikotin dengan membakar tembakau, hanya sedikit yang diketahui mengenai risiko kesehatan dari penggunaan perangkat ini.
Berikut 3 mitos seputar rokok elektrik seperti yang dikutip Ayu Andriani :
Apakah rokok elektrik lebih aman daripada rokok konvensional?
Sayangnya, pertanyaan ini sulit untuk dijawab karena informasi yang tersedia mengenai produk baru ini tidaklah memadai.
Merokok tetap menjadi penyebab utama penyakit dan kematian. Konsekuensi kesehatan terburuk yang berhubungan dengan merokok (misalnya kanker dan penyakit jantung) berkaitan dengan penghirupan tar dan bahan kimia lainnya yang diproduksi dari pembakaran tembakau. Sifat menenangkan dan adiktif dari merokok dihasilkan kebanyakan dari nikotin yang terkandung dalam tembakau.
Apakah ada bahaya menggunakan rokok elektrik?
Rokok elektrik dirancang untuk mensimulasikan tindakan merokok tembakau dengan memproduksi aerosol yang berasa dan menggugah selera. Ini terlihat dan terasa seperti rokok tembakau dan menghantarkan nikotin, tetapi dengan bahan kimia beracun yang lebih sedikit daripada yang diproduksi dari membakar daun tembakau. Karena menghantarkan nikotin tanpa membakar tembakau, rokok elektrik tampak seolah-olah sebagai alternatif yang lebih aman dan tidak terlalu beracun jika dibandingkan rokok konvensional.
Meskipun tidak memproduksi asap tembakau, rokok elektrik masih mengandung nikotin dan bahan-bahan kimia berbahaya lainnya. Nikotin adalah obat yang sangat adiktif, dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa paparan nikotin juga memicu otak untuk menjadi kecanduan terhadap zat lainnya. Selain itu, pengujian beberapa produk rokok elektrik menemukan bahwa uapnya mengandung karsinogen dan bahan kimia beracun yang tidak asing (seperti formalin dan asetaldehida), serta nanopartikel logam yang berpotensi beracun dari mekanisme penguapan tersebut. Konsekuensi kesehatan dari paparan berulang dari bahan-bahan kimia ini belum jelas.
Kekhawatiran yang lain adalah cartridge isi ulang yang digunakan dalam sebagian rokok elektrik. Pengguna dapat mengekspos diri terhadap nikotin pada tingkat yang berpotensi beracun ketika mengisi ulang. Cartridge juga dapat diisi dengan zat selain nikotin, sehingga mungkin bisa menjadi suatu cara baru dan berpotensi berbahaya untuk menghantarkan obat lainnya.
Apakah rokok elektrik dapat membantu seseorang untuk berhenti merokok?
Sebagian orang percaya bahwa produk rokok elektrik dapat membantu para perokok mengurangi ketagihan nikotin selama mereka juga berusaha untuk menghentikan penggunaan tembakau. Namun, saat ini belum jelas apakah rokok elektrik bisa jadi efektif sebagai bantuan untuk berhenti merokok. Ada juga kemungkinan bahwa rokok elektrik dapat mengabadikan kecanduan nikotin dan dengan demikian mengganggu usaha untuk berhenti merokok.
Produk ini belum dievaluasi secara menyeluruh dalam studi ilmiah. Ini memang dapat berubah dalam waktu dekat, tetapi untuk saat ini, data yang tersedia mengenai keamanan rokok elektrik sangatlah sedikit, dan tidak ada cara bagi konsumen untuk mengetahui apakah ada manfaat terapeutiknya atau apa saja efek kesehatannya dibandingkan dengan rokok konvensional.
Sumber: Ayu Andriani, terima kasih atas sumbangan artikelnya..
0 komentar:
Post a Comment