Kemajuan teknologi komunikasi memang sudah canggih. Kita dapat berkomunikasi dengan orang lain yang berada nan jauh dari kita dengan mudah dan cepat. Ya, handphone adalah alat komunikasi yang sebagian besar orang di dunia memilikinya. Terlebih lagi kini handphone sudah bukan merupakan barang mewah. Semua kalangan dapat memiliki handphone dengan harga yang relatif terjangkau. Dengan handphone kita dapat berkomunikasi secara lisan atau menggunakan layanan pesan singkat yang disebut SMS (Short Message Service). Namun dibalik kemudahan berkomunikasi via handpone tersebut, terdapat beberapa pengaruh buruk yang mengancam kita.
Ber-SMS ria yang berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan di bagian tangan, leher dan lengan. Mengapa demikian? Hal tersebut dikarenakan posisi punggung membungkuk dan hanya menggunakan salah satu ibu jari saat sms mungkin memiliki lebih banyak masalah dengan tangan, leher dan lengan dibandingkan yang berdiri lurus serta menggunakan lebih banyak jari. Orang yang sering mengirim SMS dengan posisi tubuh menunduk memicu tekanan pada leher dan otot bagian punggung atas sehingga timbul rasa nyeri dan pegal. Apalagi jika anda adalah seorang maniak mengirim SMS, aktivitas yang dilakukan secara berulang dan sering, maka hal itu akan mengganggu jaringan, merusak dan menyebabkan rasa sakit.
Studi lain menyebutkan kalau terlalu banyak aktivitas berkirim SMS dapat menghambat perkembangan psikis seseorang bahkan sampai bisa disebut dengan kecanduan SMS. Kalau kita perhatikan, banyak orang yang mengirim SMS tanpa batas waktu mulai dari bangun di pagi hari hingga akan tidur di malam hari.
Teringat dengan sebuah komik "benny and mice" yang berbicara tentang handphone. Ketika orang bangun pagi dan memegang handphone diibaratkan seperti orang tersebut hidup kembali melihat dunia, walaupun yang dilakukannya hanya mengecek apakah ada pesan masuk atau sekedar mengirim sms selamat pagi kepada orang lain. Mereka memegang handphone dan ibu jari tanpa henti menari di atas tombol handphone.
Dampak nyata yang terlihat di lingkungan sekitar adalah seseorang menjadi terus-terusan memainkan handphone sehingga menjadi malas melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi, makan sampai belajar serta tidur. Bahkan sampai berkendara di jalan raya pun masih saja ber-SMS ria, sungguh tak ada waktu kah mereka untuk tidak bermain handphone saat berkendara. Bahaya sekali, fokus berkendara akan menjadi terpecah dan menjadi faktor timbulnya kecelakaan! Di Indonesia sendiri, pemerintah telah mengesahkan Undang-Undang yang mengatur tentang larangan menggunakan handphone saat berkendara.
Undang-Undang No 22 tahun 2009 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan Pasal 283 menyebutkan "Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan secara tidak wajar dan melakukan kegiatan lain atau dipengaruhi oleh suatu keadaan yang mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam mengemudi di Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah)"
Apakah di masa depan sms menggantikan fungsi mulut kita untuk komunikasi? Miris sekali bukan?Perhatikanlah, Orang yang kecanduan SMS, mereka akan lebih fokus pada handphone mereka. Mereka terlihat mengabaikan lingkungan sekitar, semua konsentrasi hanya tertuju pada SMS yang akan ditulis maupun yang akan diterima. Kemampuan komunikasi seseorang secara langsung akan berkurang seiring dengan kemudahan mereka berkomunikasi melalui handphone. Mereka akan tampak lebih tidak percaya diri dan kurang menghargai orang lain yang berbicara langsung.
Coba, perhatikan lagi lebih seksama, jika kecanduan SMS ini menjangkiti anak-anak yang notabene penerus bangsa. Dengan seringnya dan tanpa mengenal waktu anak-anak bermain handphone untuk ber-SMS, maka anak-anak kita akan menjadi malas belajar. Sungguh ancaman yang serius bagi kehidupan manusia. Bagaimana pendapat anda tentang Ancaman Buruk Komunikasi Via SMS ini?
Sumber: http://boomberita.blogspot.com/2012/08/ancaman-buruk-komunikasi-via-sms.html
0 komentar:
Post a Comment