Hati-hati buat yang gampang stres, apalagi jika orang tersebut punya bakat penyakit vitiligo (penyakit autoimun yang menyerang kulit). Terlalu stres bisa membuat kulit berubah warna.
Kondisi ini memang tidak biasa, karena umumnya saat stres orang bisa mengalami sakit kepala atau sulit tidur.
Namun bagi Emma Rush, ketika sres ia mengalami perubahan warna kulit yang yang tidak bisa balik normal akibat mengalami vitiligo.
Awalnya Emma mengalami stres karena berminggu-minggu menunggu putrinya yang kritis ketika baru lahir. Saat itu warna kulit di wajah, kedua tangan dan lengannya berubah dan tidak kembali lagi.
Meskipun suami dan keluarga melihat, tapi tidak menyadari bahwa itu adalah kondisi kronis. Hingga akhirnya 2 bulan kemudian saat sang bayi sudah lepas dari masa kritisnya, Emma baru menyadari bahwa ada yang tidak beres pada dirinya.
Setelah melalui pemeriksaan diketahui bahwa Emma mengembangkan vitiligo, penyakit jangka panjang yang membuat warna kulit hilang atau muncul bercak dan tidak dapat disembuhkan.
"Secara bertahan jadi semakin memburuk. Mulanya bisa ditutupi dengan make up biasa, tapi di tahun kedua sudah menyebar jadi dua noda besar di sekitar mata dan di bawah hidung yang mendekati mulut," ujar Emma (48 tahun) yang tinggal di London Barat, seperti dikutip dari Dailymail, Senin (18/6/2012).
Emma menuturkan saat ini sekitar 60 persen dari wajahnya sudah terpengaruh, sehingga ia harus menggunakan make up berat di wajahnya untuk menutupi kondisi ini serta mengurangi rasa malu.
Vitiligo adalah kondisi autoimun yang mana sistem kekebalan tubuh menyerang dirinya sendiri, dalam hal ini virus menyerang sel-sel pigmen yang memproduksi melanin (senyawa yang memberikan warna kulit dan melindungi dari sengatan matahari).
Kondisi ini bisa terjadi di bagian tubuh manapun dan kadang muncul simetris di setiap lengan atau kaki, serta menghilangkan pigmen dari rambut. Vitiligo disebabkan oleh genetik, tapi juga bisa dipicu stres, kerusakan kulit, gigitan serangga atau paparan bahan kimia.
Pada kondisi Emma ia diyakini mewarisi dari sang ayah yang punya vitiligo di lengan dan kaki. Sebelumnya ia pernah mengembangkan noda di punggung sekitar usia 35 tahun. Tapi pada kondisi sekarang kemungkinan munculnya dipicu oleh stres saat bayi baru lahirnya harus emnjalani bedah saraf dan 3 bulan di perawatan intensif.
"Sulit untuk menggambarkan penderitaan emosional dan fisik yang disebabkan oleh kondisi kulit seperti ini karena masyarakat benar-benar terobsesi oleh penampilan, sama sekali tidak ada yang dapat Anda lakukan tentang hal itu. Kalau dipikir saya rela menukar bercak putih ini dengan sejumlah keriput," ungkapnya.
Hal yang lebih buruk dan menyakitkan bagi Emma adalah setiap anak perempuan yang dimilikinya berpeluang mengembangkan kondisi ini sebesar 50 persen. Jika terjadi pada anaknya, maka ia tahu masalah kepercayaan dan harga diri akan dialami putrinya.
Saat ini Emma tidak mengonsumsi obat apa pun dan berusaha hidup serta berdamai dengan kondisinya, tapi ia tetap harus berhati-hati ketika berada di luar ruangan yang terkena sinar matahari.
Diperkirakan sekitar 45 juta orang di seluruh dunia menderita vitiligo yang kebanyakan mempengaruhi orang kulit putih, hitam dan Asia dengan rata-rata usia 20 tahun. Beberapa artis diketahui memiliki kondisi ini seperti Michael Jackson, Graham Norton dan Jon Hamm bintang Mad Men TV.
Sumber: health.detik.com
Kondisi ini memang tidak biasa, karena umumnya saat stres orang bisa mengalami sakit kepala atau sulit tidur.
Namun bagi Emma Rush, ketika sres ia mengalami perubahan warna kulit yang yang tidak bisa balik normal akibat mengalami vitiligo.
Awalnya Emma mengalami stres karena berminggu-minggu menunggu putrinya yang kritis ketika baru lahir. Saat itu warna kulit di wajah, kedua tangan dan lengannya berubah dan tidak kembali lagi.
Meskipun suami dan keluarga melihat, tapi tidak menyadari bahwa itu adalah kondisi kronis. Hingga akhirnya 2 bulan kemudian saat sang bayi sudah lepas dari masa kritisnya, Emma baru menyadari bahwa ada yang tidak beres pada dirinya.
Setelah melalui pemeriksaan diketahui bahwa Emma mengembangkan vitiligo, penyakit jangka panjang yang membuat warna kulit hilang atau muncul bercak dan tidak dapat disembuhkan.
"Secara bertahan jadi semakin memburuk. Mulanya bisa ditutupi dengan make up biasa, tapi di tahun kedua sudah menyebar jadi dua noda besar di sekitar mata dan di bawah hidung yang mendekati mulut," ujar Emma (48 tahun) yang tinggal di London Barat, seperti dikutip dari Dailymail, Senin (18/6/2012).
Emma menuturkan saat ini sekitar 60 persen dari wajahnya sudah terpengaruh, sehingga ia harus menggunakan make up berat di wajahnya untuk menutupi kondisi ini serta mengurangi rasa malu.
Vitiligo adalah kondisi autoimun yang mana sistem kekebalan tubuh menyerang dirinya sendiri, dalam hal ini virus menyerang sel-sel pigmen yang memproduksi melanin (senyawa yang memberikan warna kulit dan melindungi dari sengatan matahari).
Kondisi ini bisa terjadi di bagian tubuh manapun dan kadang muncul simetris di setiap lengan atau kaki, serta menghilangkan pigmen dari rambut. Vitiligo disebabkan oleh genetik, tapi juga bisa dipicu stres, kerusakan kulit, gigitan serangga atau paparan bahan kimia.
Pada kondisi Emma ia diyakini mewarisi dari sang ayah yang punya vitiligo di lengan dan kaki. Sebelumnya ia pernah mengembangkan noda di punggung sekitar usia 35 tahun. Tapi pada kondisi sekarang kemungkinan munculnya dipicu oleh stres saat bayi baru lahirnya harus emnjalani bedah saraf dan 3 bulan di perawatan intensif.
"Sulit untuk menggambarkan penderitaan emosional dan fisik yang disebabkan oleh kondisi kulit seperti ini karena masyarakat benar-benar terobsesi oleh penampilan, sama sekali tidak ada yang dapat Anda lakukan tentang hal itu. Kalau dipikir saya rela menukar bercak putih ini dengan sejumlah keriput," ungkapnya.
Hal yang lebih buruk dan menyakitkan bagi Emma adalah setiap anak perempuan yang dimilikinya berpeluang mengembangkan kondisi ini sebesar 50 persen. Jika terjadi pada anaknya, maka ia tahu masalah kepercayaan dan harga diri akan dialami putrinya.
Saat ini Emma tidak mengonsumsi obat apa pun dan berusaha hidup serta berdamai dengan kondisinya, tapi ia tetap harus berhati-hati ketika berada di luar ruangan yang terkena sinar matahari.
Diperkirakan sekitar 45 juta orang di seluruh dunia menderita vitiligo yang kebanyakan mempengaruhi orang kulit putih, hitam dan Asia dengan rata-rata usia 20 tahun. Beberapa artis diketahui memiliki kondisi ini seperti Michael Jackson, Graham Norton dan Jon Hamm bintang Mad Men TV.
Sumber: health.detik.com
0 komentar:
Post a Comment