About Me

Monday, 6 February 2012

Beberapa Versi Sejarah CAP GO MEH


Hari raya Cap Go Meh adalah lafal dialek Tio Ciu dan Hokkian. Artinya malam 15, sedangkan lafal dialek Hakka Cang Njiat Panyang yang berarti Pertengahan Bulan atau Selisih Setengah Bulan kadang kala ada juga yang menyebutnya Sin Min Sang (Perayaan untuk para Dewa). Di daratan Tiongkok dinamakan Yuan Xiau Jie dalam bahasa Mandarin artinya festival malam bulan satu.

Cap Go Meh jatuh pada tanggal 15 bulan pertama tahun Imlek adalah salah satu hari raya tradisional Tiongkok. Menurut tradisi rakyat Tiongkok, sehabis Cap Go Meh, maka berakhirlah seluruh perayaan Tahun Baru Imlek.

Hari raya Cap Go Meh juga disebut Yuanxi, Yuanye atau Shang Yuanjie dalam bahasa Tionghoa. Malam Cap Go Meh adalah malam pertama bulan purnama setiap tahun baru. Pada malam itu, rakyat Tiongkok mempunyai kebiasaan memasang lampion berwarna-warni, maka festival ini juga disebut sebagai “hari raya lampion”.

VERSI PERTAMA; Ini bermula pada zaman dinasti Zhou (770 – 256 SM) dimana setiap tanggal 15 malam bulan satu Imlek para petani memasang lampion-lampion yang dinamakan Chau Tian Can di sekeliling ladang untuk mengusir hama dan menakuti binatang-binatang perusak tanaman.

Memasang lampion selain bermanfaat mengusir hama, kini tercipta pemandangan yang indah dimalam hari tanggal 15 itu. Dan untuk menakuti atau mengusir binatang perusak tanaman, mereka menambah segala bunyian dan bermain barongsai, agar lebih ramai dan bermanfaat bagi petani. Kepercayaan dan tradisi budaya ini berlanjut turun menurun, didaratan Tiongkok dan diperantauan diseluruh dunia. Ini adalah salah satu versi asal muasalnya Capgome.

VERSI KEDUA; Konon pada tahun 180 Sebelum Masehi, Kaisar Hanwudi yang berkuasa pada masa Dinasti Han Barat naik takhta pada tanggal 15 bulan pertama Imlek. Untuk merayakan penobatannya, Kaisar Han Wudi mengambil keputusan untuk menjadikan tanggal 15 bulan pertama sebagai hari raya lampion.

Pada malam tanggal 15 bulan pertama tiap tahun, ia berkebiasaan bertamasya ke luar istana dan merayakan festival itu bersama rakyat. Pada tahun 104 Sebelum Masehi, Festival Cap Go Meh secara resmi dicantumkan sebagai hari raya nasional. Berkat keputusan itu, skala Festival Cap Go Meh meningkat lebih lanjut.

Menurut peraturan, setiap keluarga dan tempat publik diharuskan memasang lampion berwarna-warni, khususnya di jalan utama dan pusat kebudayaan akan diadakan pameran lampion besar-besaran yang meriah. Rakyat, yang berusia tua-muda, pria-wanita semuanya akan berdatangan ke pekan lampion untuk menyaksikan lampion dan tari lampion naga, di samping menebak teka-teki.

VERSI KETIGA; Bermula pada masa pemerintahan Kaisar Wu Di dari Dinasti Han. Di istana Wu Di tinggal seorang pembantu istana bernama Yuanxiao. Yuanxiao ingin menjenguk keluarganya, namun aturan istana melarang semua pembantu meninggalkan istana.

Beruntung Yuanxiao memiliki teman seorang menteri bernama Shuo Dongfang. Dia adalah seorang yang cerdik dan menetapkan dirinya untuk membantu pembantu yang tidak berdaya itu. Shuo berkata kepada kaisar bahwa Dewa Surga telah memerintahkan kepada Dewa Api untuk menghancurkan kota Changan pada tanggal 15 bulan 1 tahun Imlek.
Dia berkata kepada Wu Di bahwa satu-satunya cara untuk menenangkan sang Dewa adalah dengan memberikan persembahan kembang api, membunyikan petasan dan mempertontonkan lentera-lentera berwarna merah. Untuk membuat persembahan memuaskan hati sang Dewa maka semua orang di kota harus turut ikut serta.

Dewa Api juga sangat menyukai kue nasi lengket, khususnya yang dibuat oleh Yuanxiao, yang mana dianjurkan oleh Shou agar dipersembahkan secara langsung. Beruntung, sang kaisar mempercayai kebohongan itu dan memerintahkan agar kota Changan mempersiapkan semuanya.

Pada hari yang ditentukan, penduduk kota menyalakan kembang api dan memasang lentera-lentera. Mereka bergembira ria sepanjang malam. Dan Yuanxiao mendapatkan kesempatan untuk meninggalkan istana dan mengunjungi keluarganya. Sang Kaisar, yang sangat senang atas perayaan tersebut, memerintahkan agar perayaan yang sama dilakukan pada tahun berikutnya dan Yuanxiao diperintahkan untuk membuat kue nasi lengket.

Pada Perayaan Lentera Maka pada tanggal 15 bulan pertama tahun Imlek menjadi sebuah hari bagi perayaan besar sampai hari ini, merayakan bulan penuh pertama pada tahun yang baru dan berkumpulnya keluarga serta kehidupan yang bahagia. Kue nasi lengket yang dimakan sampai saat ini dinamakan Yuan Xiao untuk mengingat pembantu istana tersebut.

VERSI KEEMPAT; Perayaan yang disebut dengan upacara perayaan Goan Siauw yang secara besar-besaran pernah dilakukan pada zaman Tong (Tang) tepatnya di masa Kaisar Tong Jwee Cong (710-712) yang konon membuat replika pohon yang dihiasi oleh 50 ribu lilin.

VERSI KELIMA; Cap Go Meh dimaksudkan untuk memperingati hari lahir Siang Goan Thian Koan.
Dia adalah dewa yang memerintah bumi dan langit. Pada hari Cap Go Meh, Siang Goan Thian Koan turun ke bumi untuk mengampuni umat manusia.

VERSI KEENAM; Cap Go Meh dirayakan sebagai pesta musim bunga terbesar untuk menghormati
matahari yang muncul pada musim dingin. Maka hari itu orang-secara beramai-ramai akan mengadakan permainan Barongsai, Liong ataupun Kilin sebagai lambang musim bunga, hujan dan kesuburan pada malam purnama. Cap Go Meh dirayakan dengan memasang lampion berwarna-warni sambil menikmati bulan yang terang.

VERSI KETUJUH; Cap Go Meh sebagai perayaan untuk bertobat atau memohon ampunan agar manusia dijauhkan dari musim paceklik. Versi ini terutama didasari cerita tentang seorang raja yang telah melakukan kesalahan karena telah memecahkan botol seorang pertapa. Botol yang dilarang untuk dibuka itu, ternyata adalah peristirahatan Dewa Kekeringan. Si pertapa lalu kesal dengan kelakuan rajanya. Dia lantas meninggalkan negerinya yang sejak itu dilanda kekeringan. Untuk menebus kesalahan, raja lalu berpuasa selama 40 hari 40 malam. Di akhir puasanya, hujan pun turun dan itu dipercaya sebagai awal dari kemakmuran.

0 komentar:

Post a Comment