About Me

Tuesday 28 February 2012

Banyak Obat yang Non-Vegetarian


Mereka yang memilih untuk tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang berasal dari produk hewani mungkin banyak yang tidak menyadari bahwa mayoritas obat-obatan yang beredar di pasaran justru tidak vegetarian.

Kebanyakan obat cair dan juga tablet menggunakan gelatin yang berasal dari tulang atau kulit binatang. Survei yang dipublikasikan dalam Postgraduate Medical Journal menunjukkan seperempat pasien tidak menyadari adanya gelatin dalam obat medis.

"Banyak kaum vegetarian yang akan kaget kalau mengetahui banyaknya bagian hewan yang digunakan dalam obat-obatan," kata Liz O'Neil dari The Vegetarian Society.

Menurut juru bicara ABPI, yang mewakili industri farmasi di Inggris, di Eropa setiap perusahaan obat diwajibkan mengungkap kandungan yang dipakai dalam produknya.

"Pasien bisa bertanya pada petugas apotik jika tidak yakin dengan kandungan obat, misalnya untuk mengetahui ada tidaknya bahan yang berasal dari hewan," katanya.

Saat ini ada tren dari para produsen obat untuk beralih dari bahan-bahan yang mengandung unsur hewan, tetapi masih ada ganjalan pada faktor keamanan produk, kualitas, serta efektivitas jika memakai bahan yang nonhewan.

Gelatin pada umumnya dipakai untuk obat-obatan generik. Kandungan hewani itu baik pada tablet, kapsul, atau obat cair biasanya tidak dipakai dalam bahan aktif melainkan untuk membuat kandungan obat tetap utuh.

Dalam survei yang dilakukan terhadap 500 pasien yang sekitar 40 persennya adalah vegetarian, menemukan hampir separuh responden tidak tahu jika obat yang mereka konsumsi mengandung gelatin.

Sekitar 200 responden mengatakan mereka akan tetap mengonsumsi obat yang mengandung produk hewani jika tidak ada alternatif lain. Meski begitu mereka berharap produsen farmasi bisa menuliskan kandungan obat di dalam kemasan atau membuat simbol tertentu yang dikhususkan untuk komunitas vegetarian.

Lis O'Neil mengatakan sebenarnya ada beberapa alternatif vegetarian untuk gelatin yang sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh perusahaan farmasi.


Sumber: health.kompas.com

0 komentar:

Post a Comment