Berdasarkan studi internasional tentang asma dan alergi pada anak (ISAAC) yang telah dipublikasikan dalam jurnal Lancet tahun 1998, Indonesia merupakan negara dengan kasus asma paling rendah di dunia, sedangkan Inggris adalah negara dengan penderita asma paling banyak.
Kasus asma dan alergi di Indonesia memang tidak banyak, tapi hal ini karena penyakit alergi berbanding terbalik dengan penyakit infeksi.
"Kita bisa berbangga karena asma paling rendah, tapi ternyata kasus infeksi di Indonesia banyak. Ini karena alergi berbanding terbalik dengan kebersihan, semakin bersih orang makan semakin mudah kena alergi," jelas DR Dr Zakiudin Munasir, SpA (K), Ketua Divisi Alergi-Imunologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, dalam acara temu media di Hong Kong Cafe, Jakarta, Selasa (21/2/2012).
Tapi bukan berarti orang harus hidup secara kotor, karena lingkungan yang kotor justru bisa menimbulkan penyakit infeksi yang bisa mematikan.
"Alergi juga lebih sering terjadi pada orang yang berpunya, menengah ke atas. Ya penyakitnya orang kaya," ujar DR Zaki.
Menurut DR Zaki, alergi bisa dikatakan penyakit orang kaya karena berdasarkan studi di divisi anak, kasus alergi lebih banyak terjadi di poli swasta (poli bagi kelompok menengah ke atas) dibandingkan di poli umum.
"Selain itu, pemeriksaannya kan cukup mahal. Alergi juga memakan uang banyak, seperti asma itu kan pengobatannya harus seumur hidup, rhinitis (alergi yang gejalanya pada hidung) juga. Belum lagi berapa banyak orang alergi yang jadi bolos kerja, bolos sekolah," lanjut ayah dari 3 anak ini.
Alergi merupakan reaksi tubuh yang berlebihan terhadap benda asing di sekelilingnya yang disebut alergen. Reaksi alergi terjadi ketika tubuh salah mengartikan zat yang masuk sebagai zat berbahaya.
Sumber: health.detik.com
0 komentar:
Post a Comment