About Me

Saturday, 21 January 2012

Kenapa Saat Imlek Menempel Gambar Dewa Penjaga Pintu?


Berbicara tentang tahun baru Imlek, banyak sekali legenda yang terkandung di dalamnya. Legenda-legenda tersebut, mempunyai keterkaitan tersendiri dengan peradaban China yang mencapai 5000 tahun lamanya. Salah satu legenda—yang kemudian sampai sekarang tetap menjadi kebiasaan masyarakat China ketika merayakan Imlek—adalah menempel gambar Men Shen—dewa penjaga pintu.

Kebiasaan menempel “Men Shen (dewa penjaga pintu)” pada tahun baru Imlek, bermula sejak zaman Dinasti Han (206 SM-220 M). Dewa penjaga pintu ada dua: Qing Shubao dan Yuchi Jingde. Dua dewa ini, awalnya adalah abdi dalem Kaisar Li Shimin pada zaman Dinasti Tang (618 M-907 M).

Qing Shubao dan Yuchi Jingde “naik pangkat” menjadi dewa karena jasanya yang telah menjaga Kaisar Li Shimin dari gangguan arwah Dewa Naga saat dalam tidurnya.

Konon, pada zaman Dinasti Tang, terdapat seorang peramal super. Selalu tepat dalam ramalannya—terutama dalam hal perikanan. Keahlian tersebut merisaukan Raja Naga yang menguasai sungai Jing.

Raja Naga sangat marah dan ingin sekali melenyapkannya. Namun, setelah mendapat nasihat, sang Raja Naga merubah keinginan awalnya. Dia hanya akan mempermalukan si Peramal dengan sebelumnya menyawar sebagai manusia biasa.

Raja Naga kemudian naik ke daratan. Menemui peramal untuk menanyakan kapan akan turun hujan. Peramal dengan mantap mengatakan bahwa di hari sekian dan di jam sekian akan turun hujan sebesar sekian.

Mendengarnya, Raja Naga cengingisan—karena menurunkan hujan merupakan wewenangnya (seperti tugas Malaikat Mika’il dalam Islam—menurunkan hujan).
Namun, saat Raja Naga kembali, utusan Kaisar Langit datang memberitahunya untuk menurunkan hujan sesuai ramalan sang Peramal. Perintah Kaisar Langit yang menjadi atasannya, tentu harus dia patuhi. Raja Naga kebingungan.

Tak mau kalah dengan sang Peramal, Raja Naga kemudian mengubah jam turun hujan beserta takaran hujan yang turun. Raja Naga merasa menang. Kemudian pergi menemui Peramal untuk memintanya mengakui kekalahannya.

Peramal sebenarnya sudah tahu kalau yang datang menanyainya perihal waktu turun hujan kapan hari, tidak lain dan tidak bukan adalah Raja Naga. Peramal kemudian memberitahukan Raja Naga bahwa kelancanganya mengubah permintaan Kaisar Langit, membuatnya harus menerima hukuman mati. Raja Naga sangat ketakutan. Meminta sang Peramal untuk menyelamatkan nyawanya. Peramal menyuruhnya meminta bantuan Kaisai Li Shimin untuk menemani “Algojo” yang diperintah Kaisar Langit untuk membunuhnya.

Kaisar Li Shimin bersedia membantu Raja Naga. Menemani “Algojo” Kaisar Langit ngobrol sampai tertidur. Dengan begitu, “Algojo” tersebut tidak akan jadi membunuh Raja Naga. Sayang sekali, ketika Raja Naga juga tertidur, dalam tidurnya, roh “Algojo” tersebut menemui roh Raja Naga dan tetap membunuhnya.

Arwah Raja Naga sangat marah. Mengira Kaisar Li lalai akan tugasnya. Arwah Raja Naga kemudian membalas—terus mengganggu Kaisar Li saat dalam tidurnya.
Kaisar Li merasa tak aman. Tak bisa tidur nyenyak. Sangat terganggu. Ketakukan.

Dua abdi dalem Kaisar Li, Qing Shubao dan Yuchi Jingde, merasa kasihan akan penderitaan sang Kaisar. Mereka kemudian selalu bersedia saat dimintai sang Kaisar untuk menjaganya ketika tidur.

Kaisar sangat senang karena sudah dapat tertidur nyenyak kembali selama dijaga oleh dua abdi dalem itu. Kaisar sangat berterimakasih kepada mereka. Namun, Kaisar juga menyadari tidak mungkin terus-menerus meminta mereka menjaganya.

Kaisar tidak kekurangan akal. Dia kemudian mempunyai ide untuk menggambar kedua abdi dalem itu yang gambarnya akan dia tempelkan di depan pintu kamarnya. Ide ini berhasil. Kaisar tetap bisa tidur dengan tenang dengan penjagaan dua gambar abdi dalem itu.

Kebiasaan Kaisar ini, kemudian tersebar luas di kalangan rakyatnya. Rakyatnya mengabadikannya. Sampai sekarang. Dan, kedua abdi dalem itu, “naik pangkat” menjadi “Men Shen” seperti yang masyarakat China kenal sekarang.


Sumber: http://www.majalahmaya.com/2012/01/kenapa-saat-imlek-menempel-gambar-dewa.html

0 komentar:

Post a Comment