"Butuh waktu sekitar 20 tahun penelitian untuk mengetahui hal ini, dan kami sangat gembira," kata Pierre Desprez, salah seorang ilmuwan di balik penemuan itu, kepada The Huffington Post. "Kami ingin memulai dengan pengujian sesegera mungkin."
Desprez, seorang ahli biologi molekuler, menghabiskan puluhan tahun mempelajari ID-1, gen yang menyebabkan penyebaran kanker. Sementara rekannya, peneliti Sean McAllister, mempelajari efek Cannabidiol atau CBD, senyawa kimia yang bersifat non-toxic dan non-psikoaktif yang ditemukan dalam tanaman ganja. Mereka berkolaborasi menggabungkan CBD dan sel yang mengandung tingkat tinggi ID-1 dalam cawan petri.
"Apa yang kami temukan adalah Cannabidiol pada dasarnya bisa ''mematikan'' ID-1," kata Desprez. Sel-sel berhenti menyebar dan kembali normal.
"Kami mungkin tidak akan menemukan ini pada kita sendiri," katanya. "Itulah mengapa kolaborasi sangat penting untuk penemuan ilmiah."
Desprez dan McAllister pertama kali menerbitkan sebuah makalah tentang temuan mereka pada 2007. Sejak itu, tim mereka telah menemukan bahwa CBD bekerja baik di laboratorium dan pada hewan.
Mereka mulai mengaplikasikan temuannya pada manusia. "Kami mulai dengan meneliti kanker payudara," kata Desprez. "Tapi sekarang kami telah menemukan bahwa Cannabidiol bekerja pada berbagai jenis kanker agresif, seperti otak dan prostat."
Desprez berharap bahwa uji klinis akan dimulai segera.
Selain itu, tim telah mulai membuat senyawa sintesis di laboratorium dalam upaya untuk membuat efeknya lebih kuat. "Ini adalah praktek umum," kata Desprez. "Tapi mudah-mudahan itu akan membuat kita mengatasi setiap rintangan sambil menunggu persetujuan."
Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2012/09/21/061430983/Ganja-Mampu-Hentikan-Penyebaran-Kanker-Ganas
0 komentar:
Post a Comment