About Me

Tuesday 25 December 2012

Uang Kuno Indonesia Dibanderol Rp. 40 juta


Ketika jalan-jalan ke Pasar Baru, berbagai macam toko ada di sini. Mulai dari yang menjual pakaian, sepatu, jam, alat-alat rumah tangga, hingga makanan. Di beberapa sudut pasar, bisa terlihat pula penjual uang kuno yang cukup tersebar lokasinya.

Salah satu penjual uang kuno, Yus (72) mengaku awalnya dia hanya melayani jual beli dolar Amerika. Tapi sejak 10 tahun lalu, karena banyak permintaan uang lama, Yus mulai menyediakannya. “Saya beli dari orang-orang yang nawarin duit kuno ke sini,” kata Yus.



Lapak pria yang sudah berusia lanjut ini mulai dibuka pukul 10.00 sampai 16.00 WIB. Koleksi Yus cukup lengkap, baik uang Indonesia maupun luar negeri. Dia mengaku memiliki sekitar 100 jenis uang dari negara berbeda. Sebut saja Thailand, Jepang, China, Korea, India, Singapura, Malaysia, Filipina, Jerman, Belanda, dan Inggris.

Uang kuno harganya berbeda-beda. Per lembar ada yang Rp. 10 ribu sampai Rp. 15 ribu. Ada juga Rp. 3 juta. Jika uang yang beredar sedikit, semakin mahal harganya. Sebaliknya, meski sudah kuno namun masih banyak yang jual, harganya pun tak seberapa.

Uang bergambar wayang saat zaman penjajahan Belanda tahun 1938, contohnya. Pecahan 5 golden ini dijual Rp. 400 ribu sampai Rp. 450 ribu. “Kalau yang 50 golden bisa sampai Rp. 6 juta satu lembarnya,” ujar Yus.

Menurutnya selain uang bergambar wayang, uang Indonesia seri binatang di tahun 1957 juga banyak diincar pembeli. Misalnya tupai, buaya, komodo, badak, banteng, gajah, macan. Harganya juga bervariasi.

Uang bergambar monyet pecahan lima perak harganya bisa Rp. 300 ribu. Sedangkan yang banteng pecahan Rp. 5 ribu dapat mencapai Rp. 40 juta. Biasanya harga ditentukan oleh kolektor. “Pintar-pintar kita bagaimana bisa dapat untung,” katanya sambil tersenyum.

Dalam sehari, pembeli tidak tentu banyaknya. “Terkadang angin-anginan, kalau lagi ramai ya ramai, kalau lagi gak ada ya gak ada,” ujar Yus. Jika yang laku uang kuno yang mahal, Yus bisa mendapat R.p 10 juta sehari.

Ketika ditanya adakah keinginan berdagang yang lain, Yus yang memang menyukai keindahan uang kuno ini menggeleng. “Saya sudah tua, tidak perlu mikir-mikir yang lain lagi. Kita jualan santai saja yang penting memang senang,” tutup Yus.

Sumber: http://www.kaskus.co.id/thread/50c571242675b4dc12000005

0 komentar:

Post a Comment