About Me

Wednesday 15 February 2012

China Lompati Posisi AS


China segera menjadi pasar ekspor terbesar bagi Uni Eropa tahun ini. Ekspor UE ke China akan melampaui ekspor UE ke Amerika Serikat, dan ini terjadi untuk pertama kali dalam sejarah. Peningkatan ekspor ini terjadi seiring dengan kenaikan permintaan domestik di China.

Demikian disampaikan Markus Ederer, Duta Besar UE untuk China di Beijing, Senin (6/2/2012).

Satu hari sebelumnya, Perdana Menteri China Wen Jiabao menyatakan akan membantu Eropa keluar dari krisis dengan berinvestasi di lembaga dana talangan milik Uni Eropa. Wen menyatakan, kestabilan Eropa penting bagi perekonomian China.

”Ekspor Eropa bertumbuh sangat pesat dibandingkan dengan impor Eropa dari China,” ujar Ederer di Beijing.

Posisi China merupakan kebalikan dari kisah masa lalu. Ketika itu UE justru merupakan pasar ekspor terbesar bagi China.

Neraca perdagangan di antara keduanya bertumbuh sangat pesat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011, neraca perdagangan UE-China mencapai 567 miliar dollar AS.

Ekspor China ke UE bertumbuh sebesar 14,5 persen pada tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2010. Namun, pertumbuhan impor dari Eropa meningkat lebih cepat. Impor negara-negara Asia dari UE, misalnya, bertumbuh 25,6 persen pada tahun 2011, menurut data resmi China. Ini menunjukkan perekonomian China dan Asia lebih menggeliat dari UE.

Namun, Beijing sedang berupaya mengurangi ketergantungan ekspor mengingat ekonomi UE dan AS sedang lesu. China ingin agar konsumsi domestiknya meningkat.

Pertumbuhan bisa turun

Dana Moneter Internasional (IMF) di Beijing memperkirakan, jika penurunan ekonomi di Eropa terus terjadi, pertumbuhan ekonomi China akan terpangkas hingga separuhnya. IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi China masih bisa mencapai 8,2 persen tahun ini.

Akan tetapi, jika krisis di Eropa terus berlanjut, pertumbuhan akan berkurang menjadi hanya 4 persen. IMF menyatakan, China harus bersiap menyediakan stimulus ekonomi untuk menjaga tingkat pertumbuhannya.

”Pemulihan global masih dibayangi oleh kendala dari zona euro dan kerentanan di tempat lain. Jika saja skenario terburuk menjadi kenyataan, China harus menanggapi keadaan tersebut dengan paket fiskal yang signifikan melalui anggaran pemerintah pusat maupun daerah,” demikian pernyataan IMF.

China berhasil membaik dengan cepat ketika terjadi krisis tahun 2008. Perekonomiannya terus bertumbuh pesat karena kuatnya dana pemerintah untuk mendukung kebijakan fiskal demi mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sumber: kompas.com

0 komentar:

Post a Comment