About Me

Wednesday 3 October 2012

Perbedaan Sifat Alami yang Mendasar Antara Pria dan Wanita


Ada perbedaan sifat alami yang mendasar, yang membedakan antara pria dan wanita. Khususnya akan lebih jelas terlihat saat usia memasuki tahap dewasa.

Pada usia anak-anak dan remaja perbedaan ini tidak terlalu terlihat karena mereka memang dalam masa pertumbuhan.

Perbedaan ini dikarenakan adanya perbedaan struktur otak antara pria dan wanita. Perbedaan struktur otak ini mengakibatkan perbedaan pula cara memproses informasi yang masuk kedalam otak, dan mengakibatkan pula perbedaan prioritas, tingkah laku, persepsi dan pengertian pada pria dan wanita.

Berikut ini adalah beberapa perbedaan mendasar:

Jangkauan Sudut Pandang



Jika diukur dari hidung, maka wanita mempunyai jangkauan sudut pandang yang relatif lebih besar. Menurut penelitian, janakauan sudut pandang wanita berkisar antara 45 derajat sampai dengan 180 derajat, diukur dari hidung ke arah kanan kiri atas bawah.

Jadi kaum wanita, dengan jangkauan sudut pandang yang luas itu bisa melihat isi lemari tanpa menggerakkan kepalanya, hanya dengan modal plirak-plirik saja mereka bisa menemukan barang yang dicari.

Ini berbeda dengan kaum pria yang mempunyai sudut pandang yang relatif lebih kecil. Pria jika memandang sesuatu maka otak akan memproses pandangannya itu ibarat teropong bajak laut Jack Sparrow. Jauh dan lebih fokus, dan juga akan mencari KATA yang tertulis di otak tentang benda yang dicari atau ingin dilihat.

Contohnya:

Seorang pria hendak mencari susu DENKO yang berbentuk kotak dalam lemari es. Setelah dibuka pintunya, dan dilihat kedalam lemari es, ia tidak menemukan kotak susu bertulisan DENKO di dalam lemari es tersebut.

Kemudian datang wanita melihat ke dalam lemari es tersebut, dan dalam sekejap ia menemukan kotak susu DENKO tersebut.

Hal ini bisa terjadi karena perbedaan sudut pandang tadi dan perbedaan cara otak memproses informasi yang diteruskan oleh mata ke dalam otak.

Penelitian mengungkapkan bahwa otak pria mencari kata DENKO di dalam lemari es. Jika posisi kotak DENKO tadi terbalik, atau arahnya tidak mengarah bagian depan yang ada tulisannya, maka otak pria akan menyimpulkan barangnya tidak ada atau tidak kelihatan.

Struktur Otak



Dalam struktur otak wanita, kemampuan untuk berbicara terutama ada di bagian depan otak kiri dan sebagian kecil di otak sebelah kanan. Sementara untuk pria, kemampuan berbicara dan bahasa itu bukan kemampuan otak yang penting. Adanyapun cuma di bagian otak kiri dan tidak ada area yang spesifik. Otak pria itu terkotak-kotak dan mampu memilah-milah informasi yang masuk.

Jadi jangan heran kalau wanita lebih senang berbicara dan banyak pula yang dibicarakan, karena kedua belah otaknya mampu bekerja sekaligus.

Di malam hari, setelah seharian penuh beraktivitas, pria bisa menyimpan semuanya di otaknya. Sementara otak wanita tidak bekerja seperti itu.

Informasi atau masalah yang diterimanya akan terus berputar-putar dalam otaknya. Dan ini tidak akan berhenti sampai dia bisa mencurahkan habis isi otaknya alias curhat.

Oleh sebab itu, kalo wanita bicara, tujuannya adalah untuk mengeluarkan unek-uneknya, bukan untuk mencari kesimpulan atau solusi seperti yang dilakukan kaum pria.

Membangun Hubungan Lewat Percakapan



Rata-rata wanita bisa bicara 20 ribu kata dalam sehari. Sementara pria hanya sekitar 7 ribu kata sehari atau bahkan lebih sedikit dari itu.
Pria jika sudah menghabiskan 7 ribu kata, maka dia tidak akan berminat untuk bicara lebih lanjut. Persediaan si wanita tergantung dari apa yang sudah ia lakukan sepanjang hari.  Kalau dia sudah banyak berbicara dengan orang lain hari itu, dia pun akan sedikit berbicara.
Kalau dia tinggal sendirian di rumah saja, mungkin ia sudah menggunakan 5 ribuan kata. Jadi masih ada 15 ribu lagi!

Multitasking



Dari penelitian, pria cuma bisa melakukan satu hal pada suatu waktu. Semua penelitian yang ada menemukan bahwa otak pria lebih terspesialiasi, terbagi-bagi. Otak pria berkembang sedemikian sehingga mereka hanya dapat berkonsentrasi pada satu hal yang spesifik pada suatu saat, sehingga sering mereka bilang mereka bisa mengerjakan semuanya tapi ‘satu-satu donk!’. Kalo pria menepikan mobil untuk membaca peta, biasanya dia juga akan mengecilkan suara radio atau tape.

Banyak wanita yang bingung kenapa. Kan bisa saja baca peta sambil dengar radio dan bicara? Atau kadang wanita suka bingung: “Kalo dia lagi baca koran, kok dia tidak bisa dengar tadi saya bilang apa?”

Jawabannya adalah karena sedikit sekali jaringan yang menghubungkan otak kiri dan kanan pria, sehingga kalo pria yang lagi baca koran atau nonton TV di-scan otaknya, kita bakal tau bahwa dia seketika itu juga jadi budeg.

Sementara otak wanita punya konstruksi yang memungkinkan wanita melakukan banyak hal sekaligus atau kerennya multitasking job.
Wanita bisa melakukan banyak hal yang sama sekali tidak berhubungan pada waktu bersamaan, dan otaknya tidak pernah putus, selalu aktif.

Wanita bisa bicara di telpon, pada saat yang sama masak di dapur dan nonton TV. Atau dia bisa nyetir, dandan, mendengarkan radio dan bicara lewat hands-free, juga sambil nge-blog.

Tapi karena wanita bisa pakai 2 sisi otaknya secara bersamaan, banyak yang bingung membedakan kanan dari kiri pada saat tertentu. Sekitar 50% wanita tidak bisa secara langsung menunjuk mana kanan dan mana kiri kalau ditanya. Tapi pria bisa secara langsung mengidentifikasi kanan dari kiri.

Coba saja sewaktu ikut wanita yang menyetir mobil terus kita bilang “belok kanan” atau “belok kiri” TANPA menunjuk arah pakai tangan atau menggerakkan tubuh yang lain, kemungkinan besar wanita akan bertanya lagi sambil menunjuk kiri kanan tanpa seketika tahu mana kanan atau kiri.

Indirect Speech



Wanita kalau berbicara biasanya menggunakan indirect speech alias memberikan isyarat tentang apa yang sebenarnya dia inginkan.

Tujuannya adalah untuk menghindari konflik atau konfrontasi sehingga bisa terjalin hubungan yang harmonis satu sama lain.

Indirect speech biasanya menggunakan kata-kata seperti: ‘kayaknya’, ‘sepertinya’dan sebagainya. Ketika wanita bicara menggunakan indirect speech ke wanita lain, tidak pernah ada masalah.
Wanita lain cukup sensitif untuk mengerti maksud sebenarnya. Tapi, bila dipakai untuk bicara dengan pria, bisa berakibat fatal!

Kebanyakan pria menggunakan bahasa langsung atau direct speech dan mereka mengambil makna sebenarnya dari apa yang orang lain katakan.

Contohnya:

Pada suatu hari pasangan Budi dan Wati akan pergi menghadiri undangan perkawinan tetangganya. Wati baru beli baju baru untuk kondangan. Ditangannya ada 2 pasang baju, satu berwarna putih dan satu lagi berwarna hijau. Lalu Wati bertanya kepada Budi.

“Mas, yang mana yang mesti Wati pakai untuk kondangan nanti?” Tanya Wati.
Mencoba jawaban diplomatis si Budi menjawab: ”Yang mana saja deh, semua sama bagusnya..”
Wati: ” Ayo dong mas, yang mana yang kelihatan lebih bagus, yang putih apa yang ijo?”
Budi: “Yang warna putih..”
Wati: “Memangnya yang ijo kenapa? Kamu memang dari dulu gak suka sama yang ijo, padahal aku beli mahal-mahal dan kamu gak suka kan..!”
Budi (dalam hatinya): “Kalau tidak mau dengar pendapatku kok tadi maksa nanya!!

Dari contoh diatas, Budi pikir dia tadi disuruh memecahkan atau mencari solusi dari masalah pemilihan baju. Tapi ketika masalahnya sudah dia pecahkan si Wati malah kesal. Wati sebenarnya sedang menggunakan bahasa tipe cewek banget atau istilahnya tadi itu indirect speech.

Wati sebenarnya sudah memutuskan untuk memakai baju yang warna apa dan TIDAK sedang meminta pendapat atau mencari solusi, yang Wati inginkan adalah konfirmasi bahwa ia terlihat menarik atau cantik dengan memakai baju warna hijau tadi.

Jadi itulah beberapa perbedaan sifat alami yang mendasar antara pria dan wanita, penulis sendiri sudah membuktikan beberapa kejadian di atas secara nyata.

Sumber: http://suryawardana.com/asalketik/perbedaan-sifat-alami-yang-mendasar-antara-pria-dan-wanita

0 komentar:

Post a Comment