Pep Guardiola akhirnya membuat keputusan. Manajer Barcelona itu akhirnya memutuskan untuk mundur dari jabatannya begitu musim ini berakhir. Selama empat tahun, ia sudah memberikan banyak gelar bagi Los Cules.
Dalam konferensi pers yang dilangsungkan Jumat (27/4/2012) malam WIB, keputusan itu disampaikan pertama kali oleh Presiden Barca, Sandro Rossell, dengan Guardiola berada di sampingnya.
"Pep Guardiola tidak akan melanjutkan tugasnya sebagai pelatih musim depan", Rossell dengan tegas menyampaikan bahwa Guardiola akan mundur begitu musim ini selesai.
Setelahnya, Guardiola menyampaikan pernyataan dan alasannya mundur dalam bahasa Catalan dan dibantu disampaikan kepada pers melalui penerjemah ke bahasa Inggris.
Dalam konferensi pers tersebut, turut hadir juga beberapa pemain Los Cules seperti Carles Puyol, Xavi Hernandez, Gerard Pique, Sergio Busquets, dan Cesc Fabregas.
Guardiola dikabarkan sempat ditawarkan cek kosong (sehingga dia diberi kebebasan menetukan gajinya sendiri serta detail perpanjangan kontraknya) dalam pertemuannya dengan Rosell dan petinggi-petinggi El Barca lainnya. Namun, ia menolaknya. Ia menilai bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk mundur.
Setelah Rosell selesai bicara, Guardiola baru bicara. Ia mengenakan sweater berwarna abu-abu dengan kemeja putih di dalamnya. Dengan tenang, ia menyampaikan alasannya dalam bahasa Catalan. Selain pers, tampak beberapa pemainnya juga mendengarkan sang pelatih berbicara.
"Saya meminta maaf atas segala kebingungan yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Saya selalu menginginkan kontrak jangka pendek karena tuntutan di Barcelona begitu besar."
"Sekarang kami sudah gagal di dua kompetisi besar, ini adalah saat yang tepat untuk mengumumkannya."
"Alasannya sederhana. Setelah empat tahun yang melelahkan. Pelatih yang baru akan memberikan sesuatu yang tidak bisa saya berikan," tukasnya.
Para pemain Barcelona yang Hadir dalam Konferensi Pers:
Komentar Para Punggawa Barcelona Terkait Keputusan Guardiola:
Alasan Messi Absen pada Jumpa Pers Guardiola
Lionel Messi akhirnya mengungkapkan alasannya tidak mendampingi sang pelatih Pep Guardiola dalam mengumumkan keputusannya untuk meninggalkan Barcelona, Jumat, 27 April 2012. Menurutnya acara perpisahan itu terlalu emosional bagi dirinya.
Saat mengumumkan keputusannya untuk meninggalkan Camp Nou, Guardiola memang didampingi beberapa pemain seperti Carles Puyol, Xavi Hernandez, Gerard Pique, Sergio Busquets, dan Cesc Fabregas. Namun tidak terlihat kehadiran Lionel Messi dalam acara tersebut.
Seperti dilansir sports.ndtv.com, Messi mengaku memang sengaja tidak menghadirinya. Dia khawatir tak kuasa menahan perasaan sedihnya ketika menyaksikan Guardiola mengumumkan keputusannya untuk berpisah dengan Barcelona pada awal musim mendatang.
"Dari lubuk hati yang paling dalam, saya ingin berterima kasih atas apa yang telah diberikan oleh Pep terhadap karir profesional dan kepribadian saya," ujar Messi melalui status facebooknya.
"Karena perasaan emosional itu saya sebaiknya tidak menghadiri acara jumpa pers Pep dan menjauh dari acara itu karena saya tahu mereka akan melihat raut sedih di wajah para pemain," sambungnya.
"Ini adalah keputusan saya untuk tidak muncul di acara itu."
Pernyataan ini pun langsung mendapat sambutan hangat dari para penggemarnya. Sebanyak 100 ribu fans menekan tombol 'like' atas pertnyataan tersebut. Sebanyak 10 ribu bahkan menulis komentar di mana mayoritas bernada mendukung langkah yang dilakukan Messi.
Guardiola Ingin Istirahat Dulu
Pria berusia 41 tahun ini masih mungkin menambah persembahan trofinya untuk Barca jika sukses memenangi Copa del Rey musim ini, yang mana akan menjadi laga terakhirnya bersama klub.
Selama melatih Barca, Guardiola menorehkan persentase kemenangan di liga sebesar 76,4%, yang mana jauh lebih besar dari pendahulunya, Frank Rijkaard, yang "hanya" 58,9%.
Bagaimana keputusan Guardiola selanjutnya? Ia mengaku akan beristirahat dulu. "Saya tak ingin melatih dulu untuk saat ini," lugasnya.
Setelah empat tahun menangani Barcelona, Pep Guardiola akhirnya memutuskan mundur di akhir musim nanti. Pria berusia 41 tahun ini memutuskan untuk beristirahat dulu dari dunia sepakbola.
Pernyataan mundurnya Guardiola disampaikan oleh Sandro Rosell dalam konferensi pers di Camp Nou, Jumat (27/4/2012) malam WIB. Setelahnya, ia menyampaikan alasannya mundur dari Los Cules.
"Alasannya sederhana. Setelah empat tahun yang melelahkan. Pelatih yang baru akan memberikan sesuatu yang tidak bisa saya berikan," ucap Guardiola seperti dilansir Reuters.
"Setiap hari selama empat tahun, tuntutan sangat tinggi, tekanan, dan energi yang diperlukan untuk mendorong pemain serta menikmatinya. Saya perlu istirahat dan pindah,” kata Pep. "Saya bangga, saya telah melakukan tugas.”
"Saya tak ingin melatih dulu untuk saat ini," lugasnya.
"Saya ingin Anda semua mengerti bahwa ini bukan keputusan yang mudah untuk saya. Pada awal Desember, saya sudah mengatakan kepada petinggi bahwa saya melihat akhir karier saya di Barcelona. Tentu saja, kami tak bisa mengatakan itu kepada publik."
"Ketika saya ditunjuk untuk menangani klub (pada 2008), saya meloncat girang seperti anak kecil. Menangani tim senior adalah kesempatan yang sungguh luar biasa."
"Waktu kemudian mulai menjalankan tugasnya dan seiring berjalannya hari, yang saya rasakan sudah tak sama lagi."
"Saya hanya bisa menyembuhkannya dengan beristirahat dan menjauh dari semuanya. Akan menjadi ide yang buruk apabila saya memilih untuk melanjutkannya," tegas Guardiola.
Selama empat tahun melatih Carles Puyol dkk. Guardiola sudah memberikan tiga buah gelar juara La Liga, dua gelar Liga Champions, dua gelar Piala Super Eropa, dua gelar Piala Dunia Antarklub, tiga gelar Piala Super Spanyol, dan sebuah gelar Copa del Rey.
Pria berusia 41 tahun ini masih mungkin menambah persembahan trofinya untuk Barca jika sukses memenangi Copa del Rey musim ini, yang mana akan menjadi laga terakhirnya bersama klub.
Pelatih Tersukses Dalam Sejarah Barcelona
Keputusan Pep Guardiola meninggalkan klub di akhir musim patut disesalkan kubu Barcelona. Pasalnya mereka sudah kehilangan pelatih paling sukses dalam sejarah klub.
Bagaimana tidak, Guardiola berhasil memberikan Barcelona 13 tropi juara. Jumlah tersebut menjadi pencapaian terbaik dalam sejarah klub oleh satu orang pelatih. Guardiola memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang Johan Cruyff dengan 11 tropi juara.
Di bawahnya ada Jack Greenwell dengan delapan tropi, Fernando Daucik dengan enam tropi dan lima tropi dari Frank Rijkaard.
Hebatnya lagi, Guardiola mempersembahkan 13 tropi juara itu hanya dalam rentang waktu empat tahun.
Jika dibandingkan dengan Cruyff, apa yang sudah dilakukan Guardiola terbilang luar biasa. Cruyff sendiri meraih 11 gelar juara dalam jangka waktu delapan musim.
Jika dirata-rata, sejak menangani Barcelona di musim panas 2008, menggantikan Rijkaard, Guardiola berhasil setidaknya meraih tiga tropi di setiap musim.
Di tahun 2009, Guardiola bahkan mampu memberikan enam tropi juara.
Untuk tropi individu, Guardiola juga meraih 19 penghargaan, termasuk penghargaan pelatih terbaik FIFA di tahun 2011.
Total Guardiola sudah memimpin Barcelona di 242 pertandingan dengan persentase kemenangan mencapai 72,31%.
Ada pun jumlah kemenangan yang sudah ditorehkan Barcelona adalah 175 kemenangan, sementara 46 berkahir imbang dan 21 laga kalah.
Jumlah rata-rata gol yang disarangkan pemain Barcelona saat Guardiola menangani tim juga relatif tinggi, rata-rata mencapai 2,55 per laga dan hanya kemasukan 0,73 gol per pertandingan.
Total, 618 gol dilesakkan pemain Barcelona kala Guardiola berkuasa dan kemasukan 178 gol.
Statistik Lain:
Koleksi Tropi Juara Guardiola Di Barcelona:
Apa Kata Mereka Tentang Guardiola?
Berikut komentar tokoh-tokoh sepakbola dunia soal sosok 41 tahun itu sebagaimaman dikutip dari Marca:
Sandro Rosell (Presiden Barcelona): Saya berharap Pep masih melatih (Barcelona) musim depan
Carles Puyol: Saya tidak bisa membayangkan Barcelona tanpa Guardiola.
Javier Mascherano: Klub mana yang siap ditinggal pelatih paling sukses sepanjang sejarah?
Lionel Messi: Barcelona tanpa Guardiola tak akan lagi sama. Akan sangat sulit menemukan pelatih lain yang bisa melakukan apa yang dia lakukan.
Xavi Hernandez: Kami tidak siap untuk kepergian Guardiola.
Cesc Fabregas: Dia pelatih terbaik.
Andres Iniesta: Saya tidak berpikir soal (pelatih) non-Guardiola. Tapi faktanya itulah yang akan terjadi.
Andoni Zubizarreta (mantan kiper Barcelona dan timnas Spanyol): Guardiola punya nilai-niali yang sangat dekat dengan klub.
Juan Laporta (Presiden Barcelona 2003-2010): Jika semuanya berada di tangan saya, maka presiden klub selanjutnya adalah Guardiola.
Raul Gonzalez (eks striker Real Madrid): Sepakbola membutuhkan Pep.
Iker Casillas (kiper Real Madrid dan timnas Spanyol): Guardiola adalah contoh untuk kita semua.
Juergen Klopp (pelatih Borussia Dortmund dan mantan pemain timnas Jerman): Guardiola adalah yang terhebat.
Jorge Valdano (mantan pemain dan manajer umum Real Madrid): Otoriras moral Pep (terhadap Barcelona) melebihi yang dipunya Messi dan Rosell
Vincente Del Bosque (pelatih timnas Spanyol): Pada Guardiola, saya suka semua hal yang dia lakukan.
Marcello Lippi (eks pelatih timnas Italia): Guardiola melatih tim terbaik di dunia.
Luis Figo (mantan pemain Barcelona dan Real Madrid): Guardiola seperti saudara saya sendiri.
Terima kasih Guardiola
Terlalu emosional menyusul keputusan mundur Josep Guardiola, Lionel Messi memilih tak hadir dalam konferensi pers. Melepas kepergian sang pelatih, pemain-pemain Barcelona mengucap terimakasih.
Menanggapi keputusan sang pelatih mundur, beberapa pemain Barcelona mengucap terimakasih buat Guardiola. Salah satunya adalah Lionel Messi, yang tak hadir dalam konferensi pers penguduran diri Pep.
"Saya sepenuhnya berterimakasih pada Pep atas apa yang dia berikan pada saya baik secara personal maupun profesional. Karena perasaan emosional ini, saya memilih tidak menghadiri konferensi pers, menghindari pers, terutama karena saya tahu mereka akan menyoroti wajah kesedihan para pemain dan saya memutuskan tak akan menunjukkan hal tersebut," tulis Messi melalui akun Facebooknya.
Pernyataan senada terlontar dari Andres Iniesta dan kapten Carles Puyol. Melalui akun jejaring sosialnya masing-masing, dua pilar Barca itu mengucap banyak terima kasih buat Guardiola.
"Hari ini kami dapat berita terkait sang pelatih dan saya hanya ingin mengucap terima kasih atas tahun-tahun yang sudah dilewati dengan tidak melupakan kalau kami masih punya musim untuk disambut," sahut Iniesta di akun Facebook miliknya.
"Banyak terima kasih atas semuanya untuk Pep! Kami telah ditunjukkan... Peluk hangat," tulis Puyol melalui Twitternya.
Sanjungan juga terlontar dari Gerard Pique. Selain mempersembahkan banyak gelar, Pep disebutnya telah memberikan pelajaran sepakbola buat dirinya. "Terima kasih buat Anda yang telah memberikan begitu banyak.... Pep, untuk empat tahun penuh kemenangan, kegembiraan dan di atas itu semua, pelajaran sepakbola."
Ucapan terima kasih juga disampaikan melalui akun twitter Pique. "Terima kasih banyak kepada Pep yang telah memberikan banyak hal kepada kami," kata Pique yang baru keluar dari rumah sakit. "Empat tahun penuh dengan kemenangan, atas waktu yang sudah dilalui dan pelajaran sepak bola yang diberikan," tulis Pique.
Selain itu, sang pelatih juga menghaturkan terima kasih kepada anak-anak asuhnya, yang menurutnya berperan sangat besar dalam sukses The Catalans merengkuh 13 trofi, mungkin bertambah jika Barca menjuarai Copa del Rey, selama periode kepemimpinannya.
“Saya ingin berterima kasih kepada para pemain yang bertanggung jawab atas segala yang telah saya miliki di sini, sebuah keistimewaan dapat melatih mereka. Saya melakukan segala hal dengan penuh gairah, tapi saya ingin berterima kasih kepada para pemain. Hari demi hari, selama bertahun-tahun, mereka membuat segalanya mungkin,” kata Guardiola.
Mengenal Sosok Vilanova
Seperti apa sebenarnya sosok Tito Vilanova yang akan menggantikan Josep Guardiola sebagai pelatih Barcelona musim depan?
Seperti dilansir situs resmi Barcelona, Sabtu (28/4/2012), selama empat tahun mendampingi Pep sebagai asisten, Vilanova dikenal di kalangan pemain dan staf sebagai pekerja keras dan metodis dalam mempersiapkan tim.
Guardiola memuji kemampuan Vilanova dalam mengambil keputusan baik di dalam maupun di luar lapangan, terutama dalam mengeksekusi strategi permainan. Guardiola memang berteman baik dengan Vilanova dalam kehidupan sehari-hari.
Vilanova dilahirkan di Bellcaire d’Emporda 42 tahun lalu. Vilanova merupakan pria asli Katalan. Dan seperti halnya Guardiola atau orang-orang Katalan lainnya, Vilanova memiliki karakter yang kuat dan mentalitas selalu ingin menang.
Vilanova pasti takkan dipilih menggantikan Pep jika tidak memiliki filosofi sepak bola menyerang. Di bawah Vilanova, filosofi tiki-taka El Barca pasti akan dipertahankan.
Hal yang menarik dari Vilanova adalah ternyata Tito masuk akademi La Masia di tahun yang sama dengan Pep yakni pada 1984. Berselang 23 tahun kemudian, keduanya kembali bersama-sama saat menukangi Barcelona B pada 2007.
Di tahun tersebut, Barcelona B dibawa promosi ke Segunda Division, sebelum dihadiahi kesempatan membesut first team Azulgrana setahun kemudian pada 2008.
Di bawah keduanya, Barcelona memasuki era keemasan, era paling sukses sepanjang 112 tahun sejarah klub. Barca Guardiola sukses menyapu 13 gelar dari kemungkinan 18 titel yang tersedia.
Gelar tersebut mungkin akan bertambah menjadi 14 trofi pada Jumat 25 Mei mendatang saat digelarnya final Copa del Rey menghadapi Athletic Bilbao. Gelar yang mungkin akan diingat orang sebagai gelar perpisahan Pep—bila Barca juara tentunya—sekaligus awal dari era baru Barcelona bersama Tito Vilanova.
Filosofi Tiki Taka
Xavi, Fabregas, Puyol, dan Iniesta Sedang Berlatih Passing Formasi Segitiga Ala Tiki-Taka
Siapakah tim sepakbola yang memiliki permainan paling hebat dan mempesona saat ini? Tidak berlebihan jika kita menyebut Barcelona dengan tiki-taka-nya. Ya, permainan tiki-taka yang diusung Barcelona memang menjadi salah satu permainan yang paling sulit dihadapi oleh tim manapun juga. Siapa pun, jika harus memilih lawan yang akan dihadapi, mungkin akan memasukkan nama Barcelona dalam daftar terakhir lawan yang harus dihadapi.
Taklukkanlah bola, maka kamu akan memenangi pertandingan!
Permainan tiki-taka yang diusung Barcelona dalam kurang lebih tiga tahun belakangan memang merupakan senjata yang sulit dilumpuhkan. Lihat saja bagaimana Barcelona mendominasi Liga Spanyol dan kompetisi domestik lainnya dalam beberapa musim terakhir. Yang paling fenomenal tentu saja terjadi pada tahun 2009. Saat itu Barcelona mengumpulkan enam gelar sekaligus, yaitu Liga Spanyol, Piala Liga, Liga Champions, Piala Super Eropa, Piala Super Spanyol, dan Piala Dunia Antarklub. Suatu perolehan yang belum pernah disamai oleh tim sepakbola manapun sepanjang sejarah.
Sebenarnya apa dan bagaimanakah tiki-taka itu? Secara sederhana dapat dikatakan bahwa tiki-taka adalah modifikasi dan pengembangan lebih lanjut dari filosofi sepakbola total football yang revolusioner. Semenjak era Johan Cruyff, total football memang menjadi filosofi permainan yang diusung oleh FC Barcelona, yang kemudian dimodifikasi oleh Pep Guardiola menjadi permainan tiki-taka (yang sebelumnya pernah juga diterapkan oleh pelatih timnas Spanyol, Luis Aragones pada Piala Dunia 2006, namun gagal). Untuk dapat memahami apa yang dimaksud dengan tiki-taka, maka kita harus terlebih dahulu tahu apa dan bagaimana total football itu karena total football adalah filosofi dasar dari permainan tiki-taka.
Filosofi dari Total Football adalah memberi kebebasan kepada pemain sehingga tidak ada pemain yang memiliki posisi tetap, yang memungkinkan pemain untuk keluar dari posisinya dan kemudian digantikan oleh pemain lain untuk menutup posisi yang ditinggalkan pemain tersebut. Penyerang dapat menjadi pemain bertahan dan pemain bertahan dapat menjadi penyerang sesuai dengan kondisi dan keadaan di lapangan. Satu-satunya pemain yang tidak berpindah posisi hanyalah penjaga gawang
Filosofi total football yang memanfaatkan ruang tersebut juga diadopsi oleh permainan tiki-taka. Lihat saja ketika Barcelona atau timnas Spanyol bermain. Para pemain bertahan. Mereka bisa berada di dalam daerah musuh (tengah lapangan) untuk membuat gerak pemain lawan menjadi terbatas, seolah-olah mereka seperti bertahan di daerah pertahanan lawan.
Perbedaan yang tidak kalah pentingnya, tiki-taka tidak terlalu memberi kebebasan kepada pemainnya untuk bergerak bebas layaknya total football. Dalam tiki-taka pemain memiliki kecenderungan untuk tetap berada pada posisinya dan pergerakan pemain terbatas hanya untuk membuka ruang dan memperkecil jarak permainan lawan. Misalnya, kita tidak pernah melihat Lionel Messi berada di posisi yang diisi oleh Carles Puyol atau sebaliknya. Tiki-taka tidak terlalu mementingkan perubahan posisi secara tiba-tiba seperti layaknya total football.
Selain penguasaan bola, hal yang paling khas dari Tiki Taka adalah Formasi Segitiga dari para pemainnya:
Konfigurasi ini sangat memudahkan para pemain dalam melakukan passing pendek dan cepat, passing satu-dua maupun passing melingkar. Formasi segitiga akan lebih membingungkan para pemain lawan dalam menebak dan memutus aliran bola serta dalam menjaga pergerakan para pemain. Dengan mengalirkan bola dari formasi segitiga yang satu ke segitiga yang lain, bola dapat dengan cepat dialirkan.
Ciri-ciri Tiki-Taka:
Apakah filosofi Tiki-Taka akan semakin berkembang setelah ditangani Tito Vilanova? Menarik untuk ditunggu..
Bonus untuk para pendukung Barca:
Sumber:
goal.com
bola.net
detiksport.com
okezone.com
good bye pep, good luck barcelona, and welcome vilanova
ReplyDeleteWelcome New Era of Tiki-taka.. :)
Delete