About Me

Friday 29 July 2016

Ilmuwan Kembangkan Alat Pengubah Air Seni Jadi Air Minum


Air seni merupakan air yang dihasilkan dari metabolisme makhluk hidup, entah itu manusia atau hewan. Yang namanya pembuangan, tentu air seni itu tak layak untuk diminum. Namun, ada ilmuwan asal Belgia yang sedang mengembangkan supaya air seni bisa menjadi air minum.

Sekelompok ilmuwan di sebuah universitas di Belgia mengatakan mereka telah menciptakan sebuah mesin bertenaga surya yang mengubah air seni menjadi air yang dapat diminum dan pupuk. Teknik ini dikatakan dapat diaplikasikan di daerah-daerah pedesaan dan negara-negara berkembang.


Meski ada opsi-opsi lain untuk memproses air buangan, sistem yang diaplikasikan di University of Ghent menggunakan membran khusus, yang dikatakan hemat energi dan dapat digunakan di daerah-daerah yang tidak mendapat pasokan listrik.

“Kami bisa mendapatkan pupuk dan air minum dari air seni menggunakan proses yang sederhana dan tenaga surya,” ujar peneliti University of Ghent Sebastiaan Derese, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (28/7/2016).

Air seni itu dikumpulkan dalam sebuah tangki besar, dipanaskan dalam ketel bertenaga surya sebelum dilewatkan ke membran untuk mendapatkan air dan memisahkan senyawa-senyawa seperti potasium, nitrogen dan fosfor.

Dengan slogan #peeforscience atau buang air untuk ilmu pengetahuan, tim peneliti tersebut baru-baru ini memasang mesin tersebut pada festival musik dan teater yang berlangsung 10 hari di Ghent, mendapatkan 1.000 liter air kencing dari pengunjung.


“Targetnya adalah untuk memasang mesin yang lebih besar lagi di stadion-stadion olahraga atau bandar udara, dan juga membawanya ke tempat-tempat terpencil di dunia berkembang tempat pupuk dan air minum yang layak minum kurang tersedia,” ujar Derese.

Pertanyaannya, apakah kamu mau mencoba meminum air daur ulang ini? Semoga saja memang kesehatannya sudah terjamin sehingga aman untuk diminum.

Sumber: http://jadiberita.com/92602/ilmuwan-kembangkan-alat-pengubah-air-seni-jadi-air-minum.html

0 komentar:

Post a Comment