About Me

Wednesday 18 January 2012

Para Penumpang yang Selamat Sempat Dicekam Bayangan Maut Seperti dalam Film "Titanic"

PENUMPANG yang selamat dari musibah kapal karam Italia menuturkan bagaimana mereka dicekam kekhawatiran besar atas keselamatan jiwa mereka atau merasa mereka merupakan para pemain dalam "Titanic".

Ketika kapal pesiar besar Costa Concordia karam di lepas pantai pulau Giglio, Tuscan, Italia, Jum’at malam lalu, sejumlah penumpang yang selamat mengatakan pengalaman yang mengerikan itu membuat mereka terpikir akan para bintang film besar Hollywood tersebut.

Bagi penumpang lainnya kejadian itu membuat mereka merasa maut segera menjeput sehingga mereka jadi dihantui momok kepanikan dan ketakutan.

Berikut ini adalah ucapan-ucapan yang dilontarkan oleh penumpang yang selamat ketika sebagian kembali ke tanahair mereka.

Perasaan

"Ketika kami tengah duduk di salah satu sisi kapal itu saya bilang padanya ‘kini kita tahu bagaimana perasaan Leonardo DiCaprio dan Kate Winslet’," ucap Seamus Moore kepada koran The Irish Times saat dia dan istrinya Carol tiba di bandar udara Dublin.

"Dan dia (Carol) bilang ‘ya tapi setidaknya Kate selamat’."

Moore, 52, menimpali bahwa "perjalanan itu merupakan pelayaran pertama saya dan yang terakhir!"

"Saya hanya terpikir hidup saya berakhir, tenggelam dalam air itu. Saya terpikir, jika saya tak mati dari peran berenang, saya akan mati akibat shock harus menjeburkan diri," ujar Mandy Rodford, 45, yang tiba di bandara Heathrow London.

Dia dan suaminya John naik kapal pesiar mewah itu untuk merayakan hari jadi keempat perkawinan mereka.

Rose Metcalf, 23, anggota kru, menyeka airmata saat wanita ini menceritakan bagaimana dia menulis catatan pesan buat ibunya kalau-kalau dia tidak selamat dari musibah itu.

"Tidak dipungkiri memang terjadi kepanikan. Keadaan itu sungguh mengerikan. Saya hanya mencoba membuat orang lain tetap tenang. Para penumpang itu pada pucat pasi, mereka menangis, menjerit," tuturnya kepada televisi BB sekembalinya di Inggris.

"Saya merasa betul-betul sangat mujur bisa ada di sini.

"Saya terpikir kami akan tewas. Saya telah bekerja di beberapa kapal dan segera sadar kami akan tenggelam," papar Artur Silva, 63, penumpang asal Portugal, kepada koran Correio da Manha.

Di antara penumpang lain yang selamat dari kecelakaan itu adalah guru sekolah dari Los Angeles bernama Valerie Ananias, 31. Dia berlibur di kapal Costa Concordia, yang mengangkut lebih 4.000 orang. Kapal itu kandas setelah menabrak karang di lepas pantai Tuscan, Italia.

Valerie berlibur bersama saudari dan kedua orangtuanya. "Semua orang merangkak di koridor yang nyaris vertikal," ceritanya seperti dilansir The Telegraph baru-baru ini.

Sangat Kacau

Ketika musibah terjadi pada Jumat 13 Januari 2011 saat makan malam, orang-orang berebutan menyelamatkan diri, suasana sangat kacau, menakutkan, air laut sangat dingin dan gelap gulita, persis seperti yang digambarkan di film Titanic besutan tahun 2007.

"Kami merangkak naik lorong, dalam gelap, hanya dengan cahaya dari jaket pelampung yang berkedip," kata ibu Valerie, Georgia (61). "Kami bisa mendengar piring dan hidangan berjatuhan, orang-orang terhempas ke tembok," imbuhnya.

Georgia menuturkan ada pasangan Argentina yang menyerahkan bayi perempuan mereka padanya karena tidak mampu menjaga keseimbangan akibat kapal yang terus condong. Mereka tertinggal berdiri di dinding, tidak bisa merangkak lebih jauh.

"Dia bilang, ambil bayi saya," kata Georgia sembari terisak. "Saya menangkap bayi itu, tapi kemudian saya terdorong ke bawah. Saya tidak mau bayi itu terjatuh ke tangga. Saya kembalikan bayi itu. Saya pikir saat itu telah tamat dan mereka seharusnya bersama bayi mereka," ceritanya.

Valerie berbisik, "Saya ingin tahu di mana mereka sekarang berada?" Keluarga ini selamat setelah berjuang mendapatkan sekoci.

Beruntung

Kirsty Cook, satu dari delapan penari Inggris yang bekerja di kapal pesiar raksasa itu mengatakan, dia "beruntung masih hidup" setelah menggunakan tangga tali untuk turun ke perahu penyelamat. Penari lainnya, Rose Metcalf dari Dorset, harus berpegangan erat pada selang kebakaran sebelum diselamatkan oleh kru helikopter.

Kapal pesiar itu berjarak 3 jam dari pelabuhan dan penumpang belum diberi latihan keselamatan. Para petugas penyelamat masih berjuang untuk melacak korban.

"Para kru tidak bisa melepas kaitan sekoci," kata Giuseppe D"Avino, seorang koki pastry dari Modena, yang akhirnya bisa terangkut sekoci setelah menunggu sejam. "Keadaan sangat panik. Orang-orang berteriak-teriak. Anak-anak menangis. Bahkan terjadi baku hatam di antara penumpang," katanya.

Sekelompok turis dari Jerman yang selamat menyatakan, pesan yang disampaikan kepada penumpang sangat menyesatkan. "Dikatakan, tidak usah khawatir, tidak usah khawatir," kata seorang di antaranya. Lalu penumpang dibiarkan antre sendiri ke sekoci. "Selama lebih 3 jam, kami tidak melihat seorang pun kru kapal," kata seorang warga Jerman lainnya bernama Schmitz.

Penumpang kapal yang selamat diungsikan ke sekolah, hotel dan gereja di Kota Giglio, sebuah kepulauan. Sedang yang terluka serius dilarikan ke pusat pertolongan pertama di tenda-tenda di dermaga. Ambulans hilir mudik dari pinggir laut dan memacu menaiki bukit yang terjal, diiringi sirene meraung-raung.

Jumlah penumpang yang selamat melebihi jumlah penduduk Kota Giglio yang hanya 1.500 orang. Walikota Giglio, Sergio Ortelli, meminta "siapa pun yang memiliki atap" untuk membuka pintu rumahnya untuk para korban kapal pesiar. Korban selamat juga ada yang dibawa helikopter dan kapal feri ke Kota Grosseto dan Porto Santo Stefano.

Costa Concordia, kapal terbesar yang pernah dibangun di Italia, dijadualkan mengitari Savona, Marseille, Barcelona, Palma de Mallorca, Cagliari dan Palermo, dan pelayaran itu dijanjikan menjadi perjalanan dengan ‘aroma buah jeruk’.


Sumber: http://www.analisadaily.com/news/read/2012/01/18/31053/para_penumpang_yang_selamat_sempat_dicekam_bayangan_maut_seperti_dalam_film_titanic/#.TxbetGXTCqg

0 komentar:

Post a Comment