Saturday 31 March 2012
Ekonom: BBM Harus Naik karena Kelemahan Pemerintah
Ekonom dari USU Prof Dr Bachtiar Hasan Miraza mengatakan, menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) merupakan keharusan yang disebabkan kelemahan dan kesalahan pemerintah dalam mengelola keuangan negara.
"Tidak adanya perencanaan yang matang dalam pengelolaan keuangan menyebabkan kenaikan harga BBM menjadi keharusan," katanya di Medan, Kamis (29/3) malam.
Menurut Hasan Miraza, pemerintah memang harus menaikkan harga BBM tersebut karena beban dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sangat besar.
Namun beban tersebut bukan muncul karena adanya krisis keuangan tetapi lebih disebabkan ketidakmampuan dan tidak adanya kreativitas pemerintah dalam mengelola sumber daya yang ada untuk menjadi sumber keuangan.
Tidak adanya kreativitas pemerintah tersebut dapat dilihat dari minimnya solusi yang dilakukan untuk memperkuat APBN selain mengurangi subsidi BBM dan menambah hutang luar negeri.
"Hanya dua cara itu saja yang dilakukan pemerintah, yang lain tidak ada," katanya.
Ia mengatakan, "hobinya" pemerintah dalam menambah hutang luar negeri untuk memperkuat APBN tersebut dapat dilihat dari jumlah hutang Indonesia belakangan ini yang telah mencapai sekitar Rp2.000 triliun.
"Akhirnya, hutang dalam negeri bertambah, hutang luar negeri juga `membengkak`," katanya.
Ironisnya, kata dia, tidak ada kreativitas pemerintah dalam mengelola APBN tersebut diperparah dengan perilaku pemimpin departemen atau kementerian yang tidak mau mengurangi anggaran masing-masing.
Kondisi itu dapat dilihat dari pengajuan anggaran setiap departemen atau kementerian yang selalu meminta penambahan setiap tahun dengan berbagai alasan dan pertimbangan.
Karena itu, alasan Kementerian Perekonomian yang menyebutkan kenaikan harga BBM untuk menyelamatkan keuangan negara sangat tidak tepat karena bukan untuk kepentingan jangka panjang.
"Kenaikan BBM bukan untuk menyelamatkan keuangan negara tetapi menyelamatkan APBN," katanya.
Dengan pertimbangan itu, kenaikan harga BBM dengan mengurangi subsidi tersebut dapat dimaklumi, bahkan keharusan yang perlu dilakukan agar beban APBN tidak terlalu berat.
"Namun (kenaikan) itu malapetaka yang dibuat sendiri," kata Prof Hasan Miraza.
"Jika pemerintah tetap tidak kreatif, saya jamin kenaikan harga BBM tahun ini tidak menghilangkan rencana kenaikan tahun depan," katanya menambahkan.
Sumber: analisadaily.com
0 komentar:
Post a Comment