About Me

Sunday, 11 December 2011

Mengkritik Secara Efektif


Mengkritik memang lebih mudah daripada menerima kritik. Masalahnya, pada dasarnya tidak seorangpun mau dikritik. Apalagi jika kritik itu disampaikan dengan asal. Emang sih, mengkritik itu ada aturannya. Anda nggak bisa main kritik seenaknya. Nah anda yang ingin menyampaikan kritik, coba perhatikan kritik yang efektif di bawah ini:

- Kritik tidak bersifat evaluatif, melainkan menerangkan secara rinci dan jelas aspek perilaku yang perlu diubah. Ungkapan seperti, "Kamu pemalas!", "Kamu lamban!" sangat tidak efektif karena tak pernah ada orang yang rela dikritik secara straight. Uraikanlah bagian mana dari perilakunya yang membuat anda merasa perlu mengkritiknya.

- Ada rasa saling menghormati dan keterbukaan antara pemberi dan penerima kritik. Karena itu, rekan sejawat yang paling sering berinteraksi di pekerjaan, adalah mitra yang berpeluang besar untuk melakukannya. Tentu saja sepanjang jalinan hubungan di tempat kerja juga harmonis.

- Kritik hendaknya bermanfaat bagi masa yang akan datang. Intinya, sesuatu yang sudah berlalu dan rasanya tak akan terjadi lagi, tidak perlu dijadikan bahan kritik. Sampaikanlah kritik yang berkaitan dengan apa yang dapat dilakukan seseorang di masa datang.

- Kritiklah sesuatu dapat diubah dari diri seseorang atau suatu sistem. Mengkritik kelainan tubuh, warna kulit, cacat bawaan, jelas tidak bisa disebut kritik, melainkan cemoohan atau pelecehan. Hindarilah hal ini, karena pasti akan menyakitkan hati.

- Mengkritik perlu waktu yang tepat. Anda tidak bisa mengkritik seseorang dalam keadaan sibuk. Anda juga tidak bisa mengkritik dalam keadaan emosi. Bisa-bisa kritikan anda tidak objektif.

Ingat, mengkritik secara efektif merupakan bagian dari profesionalisme anda dalam bekerja. Jika anda bisa mengkritik dengan baik maka anda telah menjadi pengkritik yang berhasil. Tapi tentu saja anda harus fair dalam kritik mengkritik. Jika anda yang dikritik tak perlu bersikap defensif. Anda pun harus bisa menerima kritik dengan besar hati.

0 komentar:

Post a Comment